Pasangan dalam Satu Kantor, Sumber Gambar: https://pixabay.com/id/photos/pasangan-romantis-pranikah-senang-2862155/
Ketika mengikuti sebuah diklat, waktu itu saya masih jomblo dan imut-imut, sang narasumber mendatangi saya.
Narasumber tersebut memang tidak cuma duduk di meja, apalagi malah mau berbaring di meja, beliau mendatangi peserta diklat yang lumayan banyak di sebuah ruangan yang ber-AC.
Kami para peserta diklat berusaha untuk menahan kantuk ketika materi itu. Beratnya menahan kantuk seperti Spiderman yang berat menahan kereta api yang dirusak remnya oleh Doctor Octopus dan mau jatuh dari ujung rel yang mengarah ke jurang.
Saya ditanya, apa pengertian kantor? Saya jawab bahwa kantor adalah tempat untuk mencari uang. Narasumber itu menyepelekan jawaban saya.
Teman-teman yang lain pun tertawa. Beliau juga tidak menyukai jawaban saya karena tidak sesuai yang diiharapkan. Lalu, beliau memberikan jawaban yang benar. Entah, apakah jawaban itu menurun atau mendatar, saya tidak tahu. Eh, malah main TTS.
Kondisi Bersama
Keadaan kantor memang bermacam-macam. Hal itu bisa dilihat dari kondisi bangunan gedung, apakah cuma ada lantai dasar atau sampai bertingkat-tingkat seperti gedung pencakar langit?Padahal gedung itu tidak punya kuku untuk mencakar langit dan kukunya pun entah hitam atau bersih. Soalnya, kalau hitam, nanti bisa dimarahi bu guru. Bahkan dipukul dengan mistar kayu panjang seperti anak-anak zaman dahulu.
Kondisi berikutnya yang dilihat di kantor adalah SDM-nya. Para pegawai atau karyawan adalah pihak yang bekerja di kantor itu.
Mereka menukarkan waktu dari pagi, misalnya jam 8 pagi hingga sore, mungkin jam 5 sore. Nantinya mereka akan mendapatkan gaji dari hasil bekerja mereka.
Seorang konten kreator bertanya dalam videonya, "Siapa sih yang punya ide gajian sebulan sekali? Kan kebutuhan hidup munculnya tiap hari."
Nah, ada yang bisa jawab pertanyaan itu? Mungkin narasumber diklat yang saya ceritakan di awal tulisan ini, Anda mau jawab, Pak? Masih ingat saya, Pak?
Ada sebuah kondisi yang bisa ditemui dalam sebuah kantor, meskipun tidak semua kantor begitu. Kondisi itu adalah ketika bekerja satu kantor dengan pasangan. Yang dimaksud pasangan ini adalah pasangan suami istri, ya!
Bukan pasangan pacaran yang mengaku dunia milik berdua itu. Biasanya, kalau orang pacaran itu, yang ada memang dunia milik berdua, tetapi malah dunia nafsu, lebih cocoknya nafsu yang menjurus kepada keburukan. Ya apa ya?
Saya sendiri pernah menemui kondisi itu. Kondisi dalam satu kantor ada pasangan orang lain. Ketika di Sukoharjo, saya bekerja di sebuah lembaga bimbingan belajar yang fokus dengan pendidikan Bahasa Inggris. Membuat lembaga dengan mengontrak sebuah rumah di dekat SMP negeri terkenal di kabupaten itu.
Pemiliknya adalah sebuah keluarga. Si cewek berpacaran dengan teman kuliah saya. Pacaran mereka hampir seperti suami istri.
Tinggal menikah saja, sudah ada semacam ikatan keluarga. Si pacar alias teman saya tersebut menjadi kepala kantor, sedangkan si cewek ikut bekerja di situ. Saya di bagian marketing. Tugasnya, ya, mencari siswa yang mau belajar di situ.
Lumayan cukup sulit mencari siswa saat itu yang mau belajar. Soalnya, ini lembaga baru dan harganya cukup mahal. Mencari siswa untuk belajar di lembaga itu cukup sulit, apalagi mencari siswa yang hilang. Lho, ini 'kan tugasnya tim SAR.
Saya merasa tertekan bekerja di lembaga tersebut. Tekanan dari keluarga owner, terutama dari kakak laki-laki si cewek, betul-betul membuat saya stres. Mereka tidak punya kemampuan marketing yang memadai. Beban mencari siswa dibebankan begitu saja ke saya dan seorang tentor.
Mereka tidak punya kemampuan negosiasi dengan sekolah maupun kelompok lainnya. Hal itu tentu saja saya jadikan pembelajaran. Pengalaman adalah guru yang berharga, meskipun pengalaman tersebut tidak digaji, walaupun menjadi guru juga.
Bekerja dalam satu kantor dengan pasangan memang ada plus dan minusnya. Kalau plus, itu berarti rabun dekat, sedangkan minus itu adalah rabun jauh. Lho, malah dunia kacamata nih!
Kondisi bersama dalam satu kantor juga saya alami sekarang. Namun, bagi saya, sih, tidak terlalu bermasalah. Tidak ada yang menggoda istri teman kantor saya, maupun ada perempuan yang menggoda suaminya. Soalnya, memang tidak ada hal yang menarik untuk digoda. Begitulah kondisi sebenarnya.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.