Makna Cap Go Meh, Perayaan Lentera Pasca Imlek

Ilustrasi Perayaan Cap Go Meh (Sumber gambar: Canva)

Ilustrasi Perayaan Cap Go Meh (Sumber gambar: Canva)

Like

Di tahun ini tepat pada 12 Februari atau 15 hari setelah tahun baru pada kalender Lunar ada salah satu tradisi yang sudah ditunggu oleh masyarakat Tionghoa karena menjadi puncak dari rangkaian Tahun Baru Imlek.  

Cap Go Meh, atau bisa disebut juga dengan festival lentera atau lampion dirayakan setiap hari ke-15 bulan pertama pada kalender Lunar sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal.


Filosofi Perayaan Cap Go Meh

Selain itu perayaan Cap Go Meh menurut masyarakat Tionghoa memiliki filosofi kehidupan yang mencakup 8 kebajikan yakni kehormatan, kejujuran, kesetiaan, kesopanan, bakti, kebenaran moral, kebajikan dan kasih sayang yang masih dipegang teguh hingga sekarang. 

Tahun Baru Imlek juga selalu identik dengan warna merah serta perayaan yang meriah seperti hiasan lampion, tarian barongsai dan naga, tidak ketinggalan petasan China atau baozhu (bambu yang meledak) yang memiliki makna sebagai pembawa keberuntungan dan dipercaya bisa mengusir roh-roh jahat yang membawa kemalangan. 

Baca Juga: Sejarah hingga Makna dari Perayaan Cap Go Meh
 

Lentera Merah menjadi hiasan wajib ketika Tahun Baru Imlek/Canva

Lentera Merah menjadi hiasan wajib ketika Tahun Baru Imlek/Canva


Konon katanya suara petasan yang berisik dan terang dari lampion mampu mengusir binatang mitos yang bernama Nian dan roh jahat lainnya.


Maka dari itu banyak masyarakat Tionghoa yang menyalakan petasan dan memasang banyak lampion di sekitaran rumah untuk merayakan tahun baru sekaligus menakut-nakuti Nian agar tidak membawa kesialan. 

Beralih dari dekorasi Tahun Baru Imlek, ada juga tradisi yang biasanya dilakukan warga Tionghoa di Indonesia ketika perayaan Cap Go Meh yakni menikmati kudapan lontong Cap Go Meh bersama keluarga selain hidangan-hidangan Imlek lainnya yang tentu sarat makna keberuntungan lainnya. 

Kudapan lontong Cap Go Meh merupakan kuliner perpaduan dari Tionghoa dan Jawa yang terdiri dari potongan lontong yang disiram opor ayam, sayur lodeh, dan pelengkap seperti sambal goreng hati, acar, telur pindang, abon sapi, bubuk kedelai, sambal dan kerupuk. 

 

Ilustrasi yuanxiao atau bola-bola ketan hidangan Imlek/Canva

Ilustrasi yuanxiao atau bola-bola ketan hidangan Imlek/Canva