Mengatur Keuangan Bareng Pasangan, Gimana Caranya?

Mengatur keuangan bareng pasangan. Sumber gambar: Adobe Express

Mengatur keuangan bareng pasangan. Sumber gambar: Adobe Express

Like

Harta, Tahta, Wanita 

Ternyata memang ketiganya tidak bisa dipisahkan. Benar atau tidak Be-emers? Atau kalau dalam istilah Jawa ada bibit, bebet, bobot. Itu semuanya berkaitan dengan pasangan dan harta.

Jadi kalau membangun hubungan dengan pasangan hanya modal cinta, make sense nggak sih Be-emers?
 

Literasi Keuangan adalah Harta yang Berharga 

Oh ya, penulis luruskan sebelum berargumen dalam hati atau di kolom komentar ya, harta yang dimaksud bukan hanya harta yang tersedia ya. Punya pasangan yang melek literasi keuangan juga harta paling berharga.
 
Karena akan jadi masalah jika tidak tahu literasi keuangan. Misalnya, salah satu podcast yang ditonton penulis adalah seorang wanita yang dia meminta agar jika sudah menikah, semua keuangan menjadi tanggung jawab suaminya.

Tanpa kompromi. Atau seorang suami yang rajin bekerja dan berpenghasilan mapan tapi hobi menghabiskan uang. Kedua contoh pasangan ini tentu saja tidak akan membuat hubungan mereka menjadi baik-baik saja.
 

Mengatur Keuangan Bersama Pasangan 

Berikut adalah cara mengatur keuangan bersama pasangan yang bisa kamu terapkan:

Jika Pasangan Sama-sama sudah Mengerti Literasi Keuangan 

  1. Bahas dan tentukan dari awal. Keuangan merupakan isu sensitif. Tetapi karena sensitif, justru sebaliknya dibahas sejak awal, agar tidak semakin tidak jelas nanti di pertengahan dan di akhir. Memang, siapa pun bebas menggunakan uangnya, karena memang itu adalah uangnya. Bebas dalam artian positif ya. Tetapi tentu saja ada konsekuensi yang mengikutinya. Misalnya pasangan meminta menikah gaya artis terkenal, tetapi yakinlah ada konsekuensi misalnya pas lahiran anak pertama jadi tidak punya apa-apa. Jadi, untuk hal-hal seperti ini harus dibahas sejak awal.
  2. Bagi tugas keuangan. Perlu juga dibahas mengenai bagi tugas keuangan. Ini terutama jika keduanya sama-sama bekerja. Misalnya uang suami untuk kebutuhan pokok, uang istri untuk investasi. Jadi, tidak seperti contoh di atas, semua kewajiban jatuh ke suami, dan uang istri, tidak tahu kemana, karena sejatinya itu memang milik istri.
  3. Memiliki rencana bersama, jika memungkinkan. Misalnya berapa dana pensiun, mau pensiun usia berapa, mau penerimaan seberapa besar, mau punya usaha apa.