Stres Mengejar Work Life Balance, Tips untuk Mencapainya!

Tips mencapai work life balance (Foto Freepik.com)

Tips mencapai work life balance (Foto Freepik.com)

Like

Saat ini semakin banyak orang yang mendambakan work life balance. Sebuah gaya hidup seimbang antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Sehingga hidup terasa lebih berkualitas. Bekerja sesuai kesepakatan atau aturan, punya waktu untuk keluarga, teman serta memiliki waktu untuk kehidupan pribadi seperti menekuni hobi, khusyuk ibadah dan lain-lain.

Namun, alih-alih mendapatkan keseimbangan hidup justru banyak yang terjebak pada perfeksionis dan stres yang semakin parah.


Penyebab Stres Ketika Mengejar Work Life Balance

Ketika segalanya tidak berjalan sesuai ekspektasi keseimbangan. Mengapa hal itu terjadi? Beberapa hal penyebab stres ketika mengejar work Life balance:

1. Ekspektasi dan Tekanan Media Sosial yang Tinggi

Work life balance sering kali digambarkan sebagai sebuah kenyamanan hidup. Dimana semua aspek kehidupan berjalan sempurna.

Bekerja cukup dan dapat menikmati kehidupan pribadi sepenuhnya. Namun, hal tersebut semata ekspektasi. Pada kenyataannya, hidup ini fleksibel. Tidak selalu berjalan kaku dan dinamis.

Adakalanya pekerjaan membutuhkan fokus dan waktu lebih banyak dan adakalanya ada urusan pribadi yang membutuhkan perhatian lebih.


Baca Juga: 7 Tips Mencapai Work Life Balance yang Bisa Kamu Terapkan

Ketika harapan terlalu tinggi dan tidak tercapai maka mengakibatkan stress dan frustasi. Gambaran ideal work life balance juga banyak tersebar di media sosial.

Menyebabkan tekanan tersendiri ketika hal tersebut menjadi tolak ukur dan standar yang harus tercapai.

2. Terlalu Perfeksionis

Menginginkan work life balance tanpa disadari mendorong seseorang bersikap perfeksionis.

Terlalu menginginkan keseimbangan sehingga memunculkan rasa bersalah, ketika work life balance atau standar ideal tidak tercapai. Misalnya ketika harus lembur kerja padahal ada janji dengan keluarga atau sebaliknya.
 

3. Fleksibilitas yang Minim

Work life balance sering kali menitikberatkan pada pembagian waktu yang monoton dan kaku. Sementara hidup ini bersifat fleksibel.

Tidak mungkin setiap hari melakukan atau menghadapi situasi yang sama. Terkadang kita memerlukan waktu lebih lama untuk bekerja (lembur atau urgent) dan lain waktu kita membutuhkan waktu lebih banyak untuk urusan keluarga dll.
 

4. Tidak Menemukan Makna dalam Pekerjaan

Saat ini work life balance dianggap sebagai sebuah kebutuhan bukan bonus pekerjaan. Ketika mengejar keseimbangan, sebagai orang justru kehilangan makna dari pekerjaan itu sendiri.

Sehingga mengakibatkan rasa bosan, jenuh dan stress. Padahal pekerjaan merupakan bagian dari aspek kehidupan penting.

Bukan sekadar tempat mencari nafkah tetapi juga sarana, belajar, menimba pengalaman dan mengembangkan potensi diri.

Be-emers, konsep work life balance memang menarik, sehingga banyak orang ingin menerapkannya. Seperti halnya gen z yang saat ini berada di usia produktif.

Meskipun work life balance memiliki jebakan, bukan berarti hal tersebut mustahil diwujudkan.