Be-emers, di akun YouTube TAFEP yang berjudul
“Workplace discrimination. Know it to end it.” Sebenarnya
gender itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.
Kita semua tahu, bahwa pekerjaan itu ditentukan oleh prestasi, keahlian, dan tanggung jawab, tetapi bukan
gender.
Namun, di tulisan Marianne Cooper dan Priya Fielding-Singh yang berjudul “Younger Women’s Experiences Show Gender Equity at Work Isn’t Inevitable”, ada data yang menunjukkan bahwa dalam dua dekade terakhir, gaji laki-laki dapat meningkat hingga 3%, sementara perempuan hanya 1,5%. Apakah itu termasuk isu gender?
Fakta lainnya adalah bahwa ilmuwan sosial menemukan bahwa usaha kesetaraan gender telah terhenti dalam beberapa dekade terakhir ini.
Tempat Kerja Seolah Didesain untuk Laki-Laki
Perempuan Harus Bekerja dan Menjadi Ibu Rumah Tangga
Be-emers, perempuan terutama yang tinggal di Indonesia, mungkin masih terbelenggu dengan pembagian tugas, yaitu laki-laki bertugas mencari nafkah, sedangkan perempuan bertugas mengurus rumah tangga.
Namun, Nouman Ali Khan di akun YouTube Islamic Short Reminder yang berjudul “Role of A Muslim Women in Modern Society”. Tidak sepenuhnya seperti itu. Ini tentang mengejar cita-cita.
Nouman juga menyatakan, tidak ada ayat dalam Al-Qur'an yang menentang perempuan karena bekerja, atau karena menjabat posisi strategis. Artinya semua ini dibolehkan.
Bahkan perempuan, muslim khususnya, harus didorong dan disediakan support system yang baik untuk mengembangkan potensinya dan cita-citanya hingga 100%.
Jadi, tidak ada lagi alasan wanita seharusnya tidak bekerja, tidak berkarir, tidak menduduki jabatan penting, dan sebagainya.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.