Be-emers, pertanian yang tidak diatur dan dikelola dengan baik pun akan merugikan.
Kerugian ini bisa berupa lahan pertanian yang menjadi tandus dan tidak sehat, ketergantungan pada pupuk dan obat kimia sangat tinggi, keanekaragaman hayati tanah berkurang bahkan punah, produksi menurun, kesejahteraan petani menurun, hasil panen tidak memenuhi standar karena terlalu banyak kandungan bahan kimia sintesisnya, dan sebagainya.
Masa Kelam Pertanian
Memang pernah terjadi kerugian seperti itu? Pernah. Dikutip dari akun YouTube DANGAU INSPIRASI yang berjudul “Pertanian Regeneratif Untuk BUMI Yang SEKARAT !! Bersama Ir. Djoni” diketahui bahwa pada tahun 1984, kondisi tanah pertanian Indonesia sedang rusak-rusaknya.
Hal ini antara lain disebabkan karena penggunaan bahan kimia sintetis yang berlebihan. Bahkan akibat penggunaan bahan kimia sintetis yang berlebihan ini, membuat burung bangau putih di sawah mengalami kepunahan.
Padahal jika burung bangau putih saja sudah punah, ini menunjukkan bahwa rantai makanan di alam juga sudah mengalami kepunahan. Artinya belut cacing tanah dan hewan-hewan kecil yang ada di bawahnya sudah mengalami kepunahan.
Selain pestisida, kepunahan ini juga dipicu dengan penggunaan pupuk urea yang tidak tepat, tidak akurat, dan berlebihan. Pupuk urea yang berlebihan ini antara lain bisa menyebabkan lendir-lendir di belut mengalami kerusakan.
Pertanian Regeneratif
Pertanian regeneratif merupakan salah satu metode pertanian yang bertujuan untuk meregenerasi dan kembali menyehatan ekosistem, tanah, dan manusia itu sendiri.
Pertanian regeneratif ini antara lain dilakukan dengan cara melakukan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Ini antara lain bisa dilakukan dengan menggunakan pupuk dengan dosis yang tepat dan akurat, menanam tanaman penutup, melakukan rotasi tanaman, dan penggunaan air secara efisien dan berkelanjutan.
Peran Industri Pupuk dalam Pertanian Regeneratif
1. Pupuk dapat meningkatkan hasil produksi pertanian
Seperti ditulis di atas, penggunaan pupuk dengan dosis yang tepat dan akurat merupakan salah satu cara untuk mendukung pertanian regeneratif.
Pun, salah satu petani padi di Subang, Jawa Barat, ketika diwawancarai oleh salah satu media di YouTube, menyatakan bahwa tanpa pupuk atau kesulitan pupuk maka produksi hasil padi hanya berkisar antara 5-6 ton per hektar. Namun jika dipupuk dengan baik, maka produksi padi berkisar antara 8-9 ton per hektar.
Ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk yang baik dan benar dapat meningkatkan produksi padi sekitar satu setengah kali lipat.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.