Pentingnya Mitigasi Perubahan Iklim dalam Pertanian

Pentingnya Mitigasi Perubahan Iklim dalam Pertanian. Sumber Gambar: Adobe Express

Pentingnya Mitigasi Perubahan Iklim dalam Pertanian. Sumber Gambar: Adobe Express

Like
Be-emers, di Indonesia, perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan lain. Seperti El Nino (potensi kemarau yang lebih panjang) yang berpotensi kekeringan, La Nina (potensi curah hujan yang lebih tinggi) yang berpotensi banjir, suhu yang ekstrim, dan bencana lain. 
 
Jika tidak diprediksi dan dimitigasi, perubahan iklim ini akan merugikan manusia dan sektor pertanian. Karena, mengutip dari YouTube CNN Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria menyatakan bahwa setiap ada perubahan iklim satu derajat akan mengurangi 10-20% hasil pertanian.
 
 

Mitigasi Perubahan Iklim dalam Pertanian

Menurut Menteri Pertanian Amran Andi Sulaiman, Indonesia sudah mengantisipasi berbagai kendala pertanian, termasuk mitigasi perubahan iklim.

Antisipasi dan mitigasi ini dilakukan dengan pendekatan penyelesaian masalah pertanian secara holistik. 

Baca Juga: Pertanian Regeneratif, Bagaimana Peran Industri Pupuk?
 
Dikutip dari berbagai informasi yang ada di akun Instagram (IG) @kementarianpertanian mitigasi ini antara lain dilakukan dengan cara: 1) irigasi, 2) penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk jangka panjang, 3) penentuan patokan pembelian harga gabah atau hasil panen lain dan penyederhanaan regulasi yang memudahkan kerja petani.
 
Selain itu ada juga: 4) pompanisasi dan olah lahan, 5) penyediaan bibit unggul, 6) penggunaan teknologi dan penarikan investor, 7) pupuk.
 
Mengenai pupuk, karena pentingnya pupuk dalam peningkatan produksi hasil pertanian, maka diterbitkanlah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2025. 
 
Dikutip dari peraturan.bpk.go.id, Perpres ini mengatur pengelolaan pupuk bersubsidi agar tepat penerima, tepat jumlah, tepat waktu, tepat harga, tepat tempat, dan tepat mutu.
 
 

Peran Pupuk Kaltim dalam Mitigasi Perubahan Iklim 

1. Menyediakan pupuk sesuai jenis tanah dan disertai dengan tata cara penggunaannya

Pupuk Kaltim memang belum menyediakan pupuk khusus untuk mitigasi bencana misalkan pupuk khusus lahan kekeringan ataupun khusus untuk lahan banjir. 

Meski demikian, dari berbagai postingan Pupuk Kaltim di akun IG Pupuk Kaltim yaitu @pupukkaltim_id, Pupuk Kaltim sudah memroduksi pupuk yang dikhususkan untuk jenis lahan tertentu. Ini semakin disempurnakan dengan sekaligus diberi tahu tata cara penggunaannya.
 
Di IG tersebut Pupuk Kaltim memberi contoh cara memberikan pupuk pada benih kangkung satu hari sebelum tanam. Pemberian pupuk ini dapat dilakukan dengan pupuk hayati BioLK untuk lahan yang kering atau pupuk Biosalin untuk lahan yang memiliki kadar garam tinggi.
 
Yang ini tentu saja diharapkan dapat membuat penggunaan pupuk lebih efektif dan efisien, hasil produksi pertanian tetap melimpah dalam kondisi lahan apapun, dan tetap ramah lingkungan karena pupuk tidak banyak menyisakan residu di alam. 
 

2. Program-program yang ramah lingkungan

Be-emers perubahan iklim sangat erat kaitannya dengan pola hidup manusia yang kurang ramah lingkungan. Seperti pengelolaan sampah yang kurang tepat sehingga dapat menyebabkan pemanasan global. 

Pupuk Kaltim sendiri sudah menerapkan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG). Dengan ini, Pupuk Kaltim mempertegas komitmen untuk terus menjadi perusahaan hijau yang berkelanjutan, dan berkontribusi nyata bagi lingkungan dan masyarakat.
 
Masih dikutip dari IG @pupukkaltim_id, selain penerapan ESG, melalui program PKT Karunia, Pupuk Kaltim juga melakukan Sosialisasi K3 dan Lingkungan Hijau bagi para pelaku UMKM. Termasuk di dalamnya ada edukasi seputar keselamatan kerja, pengelolaan limbah, dan pemanfaatan karung bekas pupuk.