Sampai Kapan Sampah Plastik di Lahan Pertanian?

Like

Plastik tidak semuanya terurai. Butuh waktu bertahun-tahun habis dimakan waktu. Meskipun, memang bisa terpecah menjadi ukuran yang lebih kecil karena terpapar sinar matahari secara terus-menerus dan akan menjadi partikel lebih kecil bahkan sangat kecil. Inilah yang disebut mikroplastik.

Apabila mikroplastik ini dibiarkan secara terus menerus, tentu akan berpengaruh dalam jangka panjang dan luas di bidang pertanian. Jangka panjang misalnya mempengaruhi struktur dan kesuburan tanah yang berakibat pada pertumbuhan tanaman yang tidak optimal.

Sedangkan jangka luas, akan mempengaruhi ekosistem lingkungan pertanian. Organisme penyubur tanaman akan semakin susah ditemui. Hal ini tentu berpengaruh dalam mendukung ketersediaan bahan pangan yang sehat. Maka, kata organik dalam bidang pertanian akan semakin susah ditemukan karena sudah tercampur akan mikroplastik. Dari sana, ketahanan pangan berkelanjutan akan sulit tercapai.

Salah satu solusi mengurangi penggunaan plastik di bidang pertanian adalah kembali menggunakan peralatan yang terbuat dari bahan alami. Atau, bahan yang mudah terurai oleh lingkungan.

Misal jika sekedar makanan, bisa dibungkus dengan daun jati atau daun pisang. Selain aman untuk lingkungan, juga mudah ditemukan. Ditambah nilai vintage dalam makanan tersebut yang akan menambah selera makan. Apalagi jika dikonsumi langsung dengan memandang sawah pertanian.


Bisa juga menggunakan peralatan yang berasal dari anyaman bambu untuk bahan yang lebih besar dan berat seperti pupuk dan wadah panen. Biasanya anyaman bambu ini masih mudah ditemui diberbagai pelosok desa dan dekat dengan petani. Artinya, memakai anyaman bambu sama artinya dengan memberdayakan pengrajin lokal yang tentu akan membantu sesama.

Dalam jangka panjang, harus ada solusi tentang mulsa, polibag maupun wadah pupuk, pestisida, dan obat-obatan pertanian yang dengan kemasan mudah terurai. Juga, penelitian terkait tentang teknologi pemanfaatan bekas bahan penunjang pertanian tersebut.

Salah satu langkah nyata seperti dilakukan Pupuk Kaltim, yaitu mengolah limbah plastik menjadi aspal beton ramah lingkungan atau green aspalt. Sehingga, sampah plastik itu memiliki nilai guna lebih dan tidak mencemari lingkungan. 

Bagaimana petani dan kita berkontribusi? Yang paling mudah bisa kita lakukan adalah mengumpulkan pada titik tertentu dan berkoordinasi dengan lembaga terakait untuk memanfaatkan menjadi plastik jenis baru.

Baca Juga: Akhiri Polusi Plastik Demi Ketahanan Pangan: Apa Hubungannya?

Maka, dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2025 yang jatuh pada tanggal 05 Juni ini diangkatlah tema akhiri sampah plastik. Semua insan pertanian harus memulai dan menjadi pioner untuk mengakhiri pengggunaan sampah plastik di bidang pertanian.

Memang susah, tapi bukan berarti tidak bisa. Makanya, harus kita mulai dari diri sendiri dan dari hal yang terdekat, yang mudah dan bisa kita lakukan. Memilah dan memilih sampah plastik serta kembali menggunakan bahan alami dalam bidang pertanian. Mari akhiri penggunaan plastik berlebihan di bidang pertanian dan kita bebaskan area pertanian dari sampah plastik. Berani ikut berkontribusi?