Mendukung Ketahanan Pangan dengan Mengakhiri Polusi Plastik

Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi

Like

Sadarkah kalau polusi plastik telah mengancam kehidupan manusia dan makhluk lain di muka bumi?

Mengutip data yang dirilis oleh United Nation Environment Programme (unep.org) yang menyatakan kalau sungai, danau, dan lautan di seluruh dunia menjadi tempat pembuangan sampah penuh plastik setara dengan 2.000 truk setiap hari.

Mengerikan sekali bukan? Ini seperti bom waktu yang akan menghancurkan kehidupan.

Polusi plastik memang telah menjadi masalah global.

Masih berdasarkan data yang diambil dari unep.org bahwa terdapat 19-23 juta ton sampah plastik telah mencemari sungai, danau, dan laut per tahunnya. Belum lagi, sampai plastik yang terkubur di dalam tanah.


Kalau hal tersebut tidak diselesaikan dengan serius, akan ada banyak masalah yang dapat ditimbulkan. Mulai dari rusaknya habitat makhluk hidup di sungai, danau dan laut. Begitu juga dengan ekosistem akan terganggu dan memengaruhi keseimbangan, stabilitas, serta produktivitas lingkungan hidup.

Kerusakan habitat dan ekosistem tersebut pun akan bermuara kepada permasalahan kehidupan manusia, di antaranya urusan ketahanan pangan.

Karena itu, sudah saatnya manusia memiliki kesadaran penuh akibat yang ditimbulkan polusi plastik. Sehingga, manusia bersinergi untuk mengakhiri polusi plastik tersebut. Hal itu dapat dimulai dari diri masing-masing.

Momentum “Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025” yang diperingati Kamis, 5 Juni 2025 hendaknya menjadi pengingat bagi kita semua.

Apalagi, peringatan “Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025” tersebut mengangkat tema sesuai dengan arahan  United Nation Environment Programme, yakni “Hentikan Polusi Plastik” (Ending Plastic Pollution).

Menghentikan polusi plastik akan memberikan harapan baru bagi masa depan kehidupan. Terutama di tengah melonjaknya jumlah penduduk di muka bumi ini, harus dibarengi dengan lonjakan pangan (ketahanan pangan).

Harus disadari, bahwa antara polusi plastik dan ketahanan pangan itu jelas ada korelasinya.

Beberapa hal berikut akan kita lihat lebih jelas korelasi kedua hal tersebut:

Pertama. Sampah plastik yang sengaja atau tidak sengaja kita buang dapat terurai menjadi mikroplastik.

Sementara mikroplastik tersebut akan terserap ke dalam tanah sehingga mencemari tanah, merusak pertumbuhan tanaman, bahkan sampai dapat menurunkan produktivitas pertanian.

Kedua. Mikroplastik juga akan membahayakan kesehatan manusia, akan banyak makanan tidak sehat dan yang membahayakan untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan mikroplastik tersebut dapat memengaruhi sistem rantai makanan.

Dan masih banyak lagi tentunya.

Baca Juga: Pengelolaan Plastik dengan Prinsip 6R bersama FAO dan Pupuk Kaltim untuk Ketahanan Pangan

Intinya, bahwa polusi plastik tersebut akan menjadi ancaman yang harus dihadapi dalam mewujudkan ketahanan pangan.

Polusi plastik tersebut akan merusak ekosistem pendukung produksi pangan, kualitas pangan pun terganggu, serta memperburuk keamanan dalam mengonsumsi makanan baik dalam waktu jangka pendek atau jangka panjang.

Oleh karena itu, sudah saatnya kita bergerak bersama untuk mengatasi permasalahan polusi plastik secara bersama. Mengelola sampah plastik dengan bijak, tentu menjadi tindakan penyelamatan bumi dan ketahanan pangan.

Setidaknya, janganlah membuang plastik sembarangan. Atau barangkali kita bisa bekerja sama dengan berbagai bank sampah yang sudah mulai marak digalakkan di berbagai daerah.

Atau, kita bisa juga mendukung upaya yang dilakukan berbagai lembaga atau perusahaan. Seperti yang dilakukan oleh Pupuk Kaltim.

Dalam sebuah portal, yakni kontan.co.id, pernah memberitakan tentang Pupuk Kaltim yang melakukan pengolahan limbah plastik menjadi bahan aspal jalan. 

Upaya pengolahan limbah plastik jadi bahan aspal jalan, merupakan sebuah terobosan inovasi mengolah limbah plastik PET (Polyethylene terephthalate) menjadi bahan aspal beton ramah lingkungan (green asphalt).

Intinya, kalau kita mau pasti selalu ada jalan keluar. Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025.

 
Sumber Referensi :
https://www.unep.org/plastic-pollution
https://jelajahekonomi.kontan.co.id/ekonomihijau/news/pupuk-kaltim-pkt-olah-limbah-plastik-jadi-bahan-aspal-jalan