Swasembada Beras Bukan Lagi Isapan Jempol

Like

Kabar Baik Percepatan Swasembada Beras

Di pertengan tahun 2025 ini, kabar baik berdatangan berkaitan swasembada pangan. Pemerintah melalui Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) berhasil menyerap 2 juta ton setara beras guna penguatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir (Sumber: Antara, 09/05/2025).

Bahkan perkembangan terakhir, stok beras nasional sudah mencapai 4 juta ton. Dengan cadangan tersebut, Indonesia tidak perlu impor beras lagi sampai 2026 (Sumber: detik.com, 23/04/2025).

Salah satu faktor penting keberhasilan mencapai swasembada beras adalah penerapan Indeks Pertanaman (IP) 400 pada tanaman padi di sawah. IP 400 secara sederhana berarti menanam padi selama 4 kali dalam satu tahun dalam sebuah areal yang sama. Atau mudahnya, padi, padi, padi, dan padi di sawah yang sama dalam satu tahun yang sudah digagas pemerintah sejak tahun 2022.

IP 400 menggunakan dua strategi utama yaitu rekayasa teknologi dan rekayasa sosial. Tujuan utama adalah optimalisasi ruang dan waktu dengan pendekatan secara sistematis dan terpadu pada masyarakat petani setempat. Artinya, IP 400 diterapkan pada daerah yang memiliki luas area tanam besar dengan irigasi optimal (Sumber: Kementan  RI, 2022).

Salah satu keberhasilan IP 400 adalah input sarana produksi utama yaitu pupuk sebagai sumber nutrisi tanaman. Industri pupuk dengan penyaluran tepat sasaran memang menadi konsern pemerintah. Maka keberadaan pupuk di tengah masyarakat petani menjadi sangat penting.


Pupuk Kaltim sebagai salah satu penyedia pupuk berkualitas nasional hadir dalam upaya mensukseskan IP 400 dan target swasembada beras. Salah satunya seperti yang terjadi di Bangil, Kabupaten Pasuruan melalui program Agrosolution. Program ini selain penyediaan pupuk berkualitas, juga memfasilitasi petani padi dari hulu ke hilir seperti permodalan, benih, asuransi gagal panen, hinga kepastian off taker (Sumber: Bisnis.com, 29/04/2025).

Program tersebut melibatkan 177 petani dengan luasan lahan 200 hektar. Dengan kerja keras bersama, produktifitas lahan meningkat. Dari awalnya rata-rata 7,5 ton per hektar menjadi 8,5 ton per hektar. Hasil panen tersebut langsung diserap Perum Bulog dengan Harga Pokok Pembelian (HPP) mengikuti kebijakan pemerintah yaitu Rp 6.500 per kilo gram.

Jika kepastian benih, pupuk sampai pembelian terjamin tentu swasembada beras akan bisa digapai bersama. Petani juga lebih sejahtera karena terjamin akan penyerapan produk. Artinya, sampai lapisan paling bawah yaitu petani sudah merasakan dampak positif dari program swasembada pangan.