6 Solusi dari Biodex Pupuk Kaltim untuk Pupuk Organik dalam Menciptakan Pertanian Berkelanjutan

6 Solusi dari Biodex Pupuk Kaltim untuk Pupuk Organik dalam Menciptakan Pertanian Berkelanjutan. Sumber Gambar : Adobe Express

6 Solusi dari Biodex Pupuk Kaltim untuk Pupuk Organik dalam Menciptakan Pertanian Berkelanjutan. Sumber Gambar : Adobe Express

Be-emers, siapa sih yang meragukan kapabilitas dan kredibilitas pupuk organik dalam menciptakan pertanian berkelanjutan?
 
Sayangnya Be-emers, membuat pupuk organik itu tidak semudah langsung mengaplikasikan pupuk kimia sintetis di lahan. Proses pembuatannya lama, tricky, dan merepotkan.
 
Lalu, apa peran pupuk organik dalam pertanian berkelanjutan? Bagaimana cara menjembatani kedua hal di atas? Biodex dari Pupuk Kaltim bisa membantu kita. Yuk kita pelajari dan aplikasi kan!
 

Peran Pupuk Organik dalam Pertanian Berkelanjutan 

Berikut adalah beberapa peran pupuk organik dalam pertanian berkelanjutan: 
 

1. Menyediakan nutrisi penting untuk tanaman 

Be-emers, dikutip dari bakrie.ac.id, pupuk organik ini akan menghasilkan nutrisi yang penting untuk tanaman, seperti Fosfor (P), Nitrogen (N), Kalium (K), dan nutrisi lain.
 

2. Ramah lingkungan

Dikutip dari upland.psp.pertanian.go.id rombakan dari limbah organik juga akan menghasilkan bahan-bahan organik yang diharapkan lebih aman dan ramah untuk manusia dan lingkungan.
 

3. Menghilangkan racun dan bahaya

Selain itu, dikutip dari sciencedirect.com, proses pembuatan pupuk organik juga akan menghilangkan zat-zat yang beracun dan berbahaya bagi tanaman.
 

4. Memperbaiki struktur tanah 

Keuntungan lain ketika menggunakan pupuk organik ini, seperti dikutip dari dlh.pidiejayakab.go.id adalah, pupuk tersebut dapat memperbaiki struktur tanah. Baik secara fisika, kimia, maupun biologi.
 

5. Membantu mengurangi penambahan pupuk kimia sintetis secara berlebihan

Dikutip dari fp.unila.ac.id, penggunaan pupuk organik ini juga akan membantu mengurangi penambahan pupuk kimia sintetis yang berlebihan di tanah.
 

6. Membantu mengurangi ketergantungan pupuk kimia sintetis 

Hal yang sama, penggunaan pupuk organik ini juga akan membantu mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia sintetis.

Baca Juga: Kembali ke Akar, Menuju Kejayaan: Pupuk Kaltim dan Renaisans Pertanian Indonesia
 

Kendala Pembuatan Pupuk Organik

  1. Lebih banyak limbah organiknya daripada kapasitas untuk membuat pupuk organik
  2. Butuh waktu lama, Penulis sendiri beberapa kali membuat pupuk organik. Dan..baru berani mengaplikasikan ke tanaman setelah difermentasikan atau diproses selama minimal tiga bulan. Itupun sampah organik rumah tangga, yang lunak. Apalagi limbah organik pertanian. Misalnya janjang kelapa sawit, bekas kayu dan ranting, sabut kelapa, jerami kulit kakao, dan lain-lain, dikutip dari defarm.com, butuh waktu antara 6 bulan-1 tahun. Ini karena, limbah-limbah pertanian tadi mengandung lignin dan selulosa, sehingga sulit diuraikan.
  3. Menimbulkan bau. Be-emers, dikutip dari waste4change.com, ciri pupuk organik yang baik adalah tidak berbau busuk, tetapi berbau minimal seperti tanah. Kadang justru berbau segar karena fermentasi. Jika komposisinya tidak tepat, caranya kurang benar, pupuk organik juga menimbulkan masalah baru, yaitu bau. Adanya bau juga merupakan indikator bahwa pupuk organik belum siap dipakai. Selain itu, bau yang ditimbulkan juga menimbulkan polusi udara, penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit, dan sebagainya.
  4. Butuh tenaga ekstra. Tenaga Ini antara lain karena untuk membolak-balik pupuk organik tersebut agar tidak berbau busuk dan berhasil dengan baik.
  5. Butuh nutrisi tambahan. Seperti dikutip dari kumparan.com, untuk membuat pupuk organik, ada kalanya perlu ditambahkan nutrisi. Nutrisi ini untuk mempercepat proses penguraian dan meningkatkan kualitas pupuk organik. Beberapa tambahan nutrisi tersebut antara lain pupuk kandang, pupuk hijau, atau bahan lain yang mengandung nitrogen tinggi.