
Saluran irigasi (Sumber gambar: Unsplash)
Kalau lagi jalan-jalan ke sawah atau desa, Be-emers pernah nggak lihat saluran air yang mengalir membelah petak sawah? Nah, itulah yang namanya irigasi.
Masih banyak orang keliru bedain antara drainase dan irigasi. Padahal fungsinya beda banget!
Drainase itu media yang digunakan sebagai saluran pembuangan air berlebih. Biasanya ada di pinggir jalan, perumahan, atau area pertanian juga. Fungsinya untuk mengalirkan air hujan atau air limbah domestik supaya nggak banjir atau menggenang.
Beda cerita nih kalau irigasi. Irigasi itu sistem pengairan yang sengaja dibuat untuk menyalurkan air ke lahan pertanian. Tujuannya apa sih, Be-emers? Agar tanaman tetap dialiri air meski musim kemarau panjang. Ibaratnya, irigasi itu nyawa tambahan buat sawah. Kalau irigasinya terjaga, hasil panen bisa stabil bahkan meningkat.
Sayangnya, irigasi masih sering disepelekan. Banyak daerah masih punya irigasi yang kualitasnya tidak layak maupun sangat tidak layak. Mulai dari airnya yang sudah menggelap, berbau, banyak sampah, bahkan masih juga dijadikan sebagai tempat kakus oleh oknum. Miris sekali!
Irigasi yang tidak layak ini juga merupakan cerminan dari drainase nya, karena biasanya aliran drainase bisa tercampur juga dengan irigasi. Dari segi fisik saja sudah terlihat bahwa air nya bisa saja mengalami kontaminasi bahkan bisa dikatakan tercemar. Sampah yang tetap dibiarkan bahkan ketika terbawa juga saat mengairi sawah, bisa menimbulkan mikroplastik.
Dilansir dari Warta Bulu Kumba, Amiruddin, peneliti dari Yayasan Ecoton, memperingatkan bahwa dampak sampah plastik di lahan pertanian jauh lebih serius daripada sekadar merusak tanaman. Plastik yang mengendap di sawah tidak akan terurai sempurna dalam waktu cepat sehingga bisa pecah menjadi mikroplastik. Zat kimia dari partikel mikroplastik inilah yang akan diserap oleh tanaman dan masuk ke tubuh manusia saat dikonsumsi.
Jangan anggap remeh mikroplastik, Be-emers!
Ketika masuk ke tubuh, partikel kecil ini dapat memicu peradangan, merusak sel, hingga melemahkan sistem kekebalan. Beberapa riset juga menunjukkan bahwa mikroplastik membawa bahan kimia berbahaya yang bisa mengganggu sistem hormon. Dampaknya memunculkan efek jangka panjang seperti gangguan hormon sampai penyakit kronis.
Selain berbahaya untuk kesehatan manusia, mikroplastik juga menurunkan kualitas tanah dan mengganggu ekosistem. Kalau kondisi ini dibiarkan, tanah makin tercemar, hasil panen pun rawan gagal.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.