Apa Itu Sesi Pre-Opening dalam Bursa?

Dari laman resminya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan kalau pihaknya akan mengadakan kembali sesi pre-opening atau pra-pembukaan di Pasar Reguler nih, Be-emers!

Sesi pra-pembukaan tersebut akan dimulai pada Senin, 7 September 2020 mendatang lho! Dalam pengumuman tersebut, daftar saham yang dapat diperdagangkan lewat sesi pre-opening di Pasar Reguler adalah konstituen indeks LQ45.

Melalui sesi pra-pembukaan, BEI menyatakan akan mengubah acuan harga saham yang dapat diperdagangkan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Dengan kata lain, yang semula berpedoman pada Harga Pembukaan, kemudian diubah menjadi Harga Previous.

Adapun, sesi pra-pembukaan ini berlangsung pada pukul 08:45 - 08:55 WIB. Selanjutnya, pukul 08:55-08:59 WIB, JATS akan melakukan pembentukan Harga Pembukaan.

Lalu, apa itu sesi pre-opening dalam bursa?


Dikutip dari cuitan akun resmi BEI di Twitter (@IDX_BEI), yang dimaksud dengan pre-opening adalah proses pembentukan harga yang dimulai sebelum perdagangan sesi 1 dimulai.

Artinya, enggak selalu harga penutupan saham di hari sebelumnya menjadi harga di pembukaan hari ini. Adapun, tujuan dari sesi pre-opening ini yaitu untuk menentukan pembukaan harga yang lebih sesuai dengan kondisi pasar.

 

“(Pre-opening kembali diadakan) supaya pasar lebih teratur dan efisien dalam hal ini menghindari penumpukan order di awal pembukaan market jam 09:00 yang kadang mengakibatkan ‘macet’-nya aliran informasi data antara Bursa dan para Anggota Bursa,” ungkap Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono Widodo, dikutip dari Bisnis.

Sementara itu, seiring dengan diadakannya sesi pra-pembukaan, hal itu enggak mempengaruhi perubahan aturan auto reject. Pihak BEI menyatakan kalau auto reject atas dan bawah (ARA dan ARB), enggak berubah.

Adapun, ARB tetap sebesar 7 persen. Sedangkan ARA sesuai range harga, yakni 20 persen, 25 persen, dan 30 persen.