Gaya ala Sabuya: Brand Fashion Juga Butuh Komunitas

Be-emers, tahukah kamu kalau banyak brand fashion yang memiliki komunitas? Beberapa dari brand ini membangun komunitas mulai dari media sosial seperti Facebook, Instagram dan Tiktok.

Jejaring sosial adalah strategi pemasaran yang banyak dimanfaatkan oleh brand fashion untuk berhubungan dengan konsumen dan mempromosikan barangnya.

Dikutip dari jurnal Can a fashion brand be social?: The role of benefits of brand community within social media sites, brand fashion mewah pun memanfaatkan media sosial seperti Tiktok untuk berinteraksi dengan pelanggan mereka.

BSNS atau brand community in social network sites adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan tentang komunitas brand daring.

Mereka yang tergabung di dalamnya adalah orang-orang yang tertarik dengan brand tersebut dan memiliki identifikasi sosial yang hampir sama dengan anggota yang berada di dalamnya.


Channel pemasaran ini penting karena fokus pada ‘co-creation of value’ yang mana konsumen akan berbagi foto, video, opini dan cerita personalnya saat menggunakan brand tersebut.

Baca Juga: 5 Tips Sukses Menggunakan Media Sosial untuk Promosi Produk Fashion Ala Sabuya

Salah satu contoh pemanfaatan nyatanya adalah Sabuya yang berkolaborasi dengan Bisnis Muda untuk mempromosikan produk fashion etnik yang digabungkan dengan modernitas.

Bisnis Muda mengajak penulis di dalam komunitasnya untuk menulis hal terkait Gaya ala Sabuya.

Dengan aktivitas ini, beberapa penulis kemungkinan melakukan riset lebih dalam terkait produk dan filosofi di balik brand Sabuya.

Hal ini setidaknya membentuk brand awareness atau kesadaran akan eksistensi brand tersebut secara organik.

Dari sini jelas bahwa sebuah komunitas dibutuhkan bukan sekadar sebagai audiens dari sebuah brand. Tetapi, membuat orang-orang tersebut terkonversi menjadi ‘influencer’ kecil, setidaknya untuk orang-orang yang mengikutinya di media sosial.