Ngomongin uang dengan pasangan setelah menikah itu gampang-gampang susah. Misalnya saja 
nih, ada tipe pasangan yang suka bilang “Terserah…” ketika diajak komunikasi mengenai uang. Tetapi di saat bersamaan dia juga bilang, “tapi kalau bisa beli ini, beli itu…” dan sebagainya.
 
Layaknya sebuah perusahaan, mendiskusikan uang bersama pasangan itu penting. Selain minimal agar salah satu pihak tidak pusing karena memikirkan strategi sendiri.
Saran dan masukkan bersama ketika mendiskusikan keuangan juga bagus untuk perkembangan keluarga ke depan.
 
Jadi gimana caranya? Yuk cek!
 
5 Tips Mengomunikasikan Keuangan Bersama Pasangan Setelah Menikah
Berikut adalah tips mengkomunikasikan uang bersama pasangan setelah menikah yang bisa kamu terapkan: 
 
1. Terbuka
Semua orang, termasuk Be-emers mungkin, sepakat, bahwa di keluarga dalam hal keuangan harus terbuka. Penulis juga sepakat dengan hal ini. 
 
Terbuka dalam hal keuangan minimal membuat masing-masing pasangan mengetahui jumlah pemasukan dan jumlah pengeluaran.
Lebih dari itu, terbuka dalam hal keuangan ini juga akan memudahkan membuat berbagai rencana, mengambil kebijakan, dan menyusun prioritas.
 
Misalnya, dengan mengetahui jumlah pemasukan, akan mudah menentukan untuk:  
 - Jumlah uang yang akan dihabiskan untuk konsumsi; 
- Tabungan, dana darurat, dan investasi; 
- Memilih pendidikan yang tepat untuk anak, 
- Hiburan, wisata, family rewards; 
- Dan lain-lain.
 
2. Terbuka yang “Tidak Terlalu Terbuka”
Meskipun penulis menuliskan saran agar masing-masing terbuka, tetapi tidak salah jika “tidak terlalu terbuka”. Yang perlu menjadi catatan dan digarisbawahi di sini adalah “tidak terlalu terbuka” ini juga bertujuan untuk kebaikan bersama dan tidak untuk saling mencurangi pasangan.
 
Alasan perlunya “tidak terlalu terbuka” misalnya: 
 - Jadi uang privasi. Hal ini karena sebenarnya masing-masing pasangan membutuhkan uang privasi, baik laki-laki ataupun perempuan; 
- Jadi dana darurat pribadi. Perempuan misalnya, harus beli skincare baru yang harganya tinggi karena hilang; 
- Atau bahkan benar-benar jadi dana darurat tambahan jika dana darurat bersama habis.
3. Uang adalah Uang
Be-emers, mungkin kita sendiri pernah melakukan, atau kalau tidak mungkin kita pernah menemui orang di sekitar kita yang, dia menabung, tetapi di saat yang bersamaan dia berhutang. 
 
Salah satu alasannya mungkin, ketika berhutang orang tersebut berharap bisa lebih berhemat. Jadi, jumlah uang yang lebih besar bisa ditabung.
 
Meski demikian, menurut Daniel Kahneman di buku “Thinking Fast and Slow” menyatakan bahwa uang adalah uang. Jadi Be-emers tidak perlu memisahkannya menjadi dua bagian. Ditabung tetapi di saat yang bersamaan berhutang. 
 
                                            
                                        
                         
                    
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.