Kementerian BUMN Buka Suara, Ada Apa dengan PT INTI?

Employee - Canva

Employee - Canva

Like

Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) lagi kena kabar yang kurang sedap nih, Be-emers.

Diketahui para pekerja PT INTI, dilansir dari laman Bisnis, mengaku belum digaji selama tujuh bulan! Enggak cuma itu, jumlah karyawan pun terus dipangkas lho.

Menurut Ketua Serikat Pekerja PT INTI Ahmad Ridwan, gaji terakhir yang diterima karyawan hanya sebesar Rp1 juta. Itu pun diterima pada bulan Februari 2020 lalu.

Bahkan, karyawan kontrak telah mulai diputus sejak tahun lalu. Adapun, PT INTI diketahui memiliki 350 orang karyawan tetap dan 400 hingga 500 karyawan kontrak.

Enggak cukup sampai di situ, perusahaan yang didirikan sejak 1974 itu juga mulai mengurangi berbagai fasilitas. Di antaranya dengan meniadakan subsidi dana kesehatan, menghemat pengeluaran operasional seperti biaya gedung, hingga kantor pun sudah enggak pakai AC lagi!


Bernaung sebagai perusahaan milik negara, ada apa sih sama PT INTI?

Dari pihak manajemen perusahaan, menurut Ridwan, menjelaskan kalau kondisi arus kas berada di posisi negatif. Jadi, perusahaan enggak punya likuiditas untuk membayar beban operasional rutin, termasuk gaji karyawan.

Yang bikin nyesek, perusahaan setelah itu hanya meminta karyawannya untuk bersabar. Adapun, hingga kini belum ada tanggapan lebih lanjut dari pihak PT INTI terhadap polemik yang mendadak viral ini.

Menanggapi hal itu, pihak Kementerian BUMN pun akhirnya buka suara nih, Be-emers. Dikutip dari Bisnis, Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan pihaknya tengah menyiapkan langkah untuk penyelesaian masalah yang ada.

Salah satunya yaitu dengan meminta PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (Telkom) untuk mempercepat perilisan proyek yang dikerjakan oleh PT INTI. Meski sebenarnya belum mencapai target, tapi ia berharap hal itu setidaknya bisa membantu finansial PT INTI.

Berada dalam satu industri yang sama, pihaknya juga akan mendorong Telkom untuk memberikan proyek-proyek kepada PT INTI. Harapannya, dengan adanya proyek tambahan, bisa membantu PT INTI mendapatkan dana segar.

Selain itu, Kementerian BUMN juga telah meminta dua bank BUMN nasional untuk mencairkan simpanan kas PT INTI agar likuiditasnya dapat terbantu. Arya menilai, simpanan tersebut punya jumlah yang cukup untuk membayar gaji karyawan PT INTI.

Meski begitu, Arya juga membantah kalau gaji seluruh karyawan tidak dibayarkan manajemen selama tujuh bulan terakhir. Menurutnya, ada sebagian gaji yang dibayar tapi tidak dalam porsi penuh setiap bulannya.