Kenalan dengan Diplomasi Fashion: 5 Strategi yang Bisa DIterapkan Pemula ala Satinese

Diplomasi fashion untuk membawa brand ke kancah global [Sumber: Pixabay]

Diplomasi fashion untuk membawa brand ke kancah global [Sumber: Pixabay]


Sejak berkenalan dengan brand Satinese dengan produk premiumnya yang juara, penulis yakin akan satu hal: semua orang dari latar belakang apapun bisa memulai bisnis. Untuk memulainya, dibutuhkan pematangan konsep dan kesiapan menyikapi tantangan yang ada.

Membaca artikel dan mendengarkan podcast tentang perjuangan Mba Anggi Desthiati Founder Satinese, ia menekankan pentingnya kolaborasi dan menjalin relasi dengan berbagai pihak.

Dari sinilah, gaung Satinese perlahan dikenal. Bermula dari mengikuti ajang ASEAN International Fashion Week di Singapura, Jogja Fashion Trend 2025, hingga Pop-Up Market Days di Malaysia. Satinese membuktikan ia bisa sejajar dengan brand kelas internasional.
 

Kenalan dengan Fashion Diplomacy

Be-emers, apa yang dilakukan oleh Anggi tersebut namanya Fashion Diplomacy alias Diplomasi dalam bidang fashion

Diplomasi fesyen adalah penggunaan fesyen sebagai alat diplomasi untuk memperkenalkan budaya lokal, membangun citra nasional, dan memperkuat hubungan antarnegara melalui dialog dan negosiasi non-verbal.

Keberhasilan diplomasi satu ini telah terlihat pada kemampuan Paris mempertahankan reputasinya sebagai pusat fashion dunia.



5 Strategi Memulai Diplomasi Fashion yang Dapat Dipraktikkan Pemula

Duh keren banget ya Mba Anggi bisa lenggak lenggok di panggung Malaysia, aku baru pebisnis kecil emangnya bisa? Bisa, Be-emers karena ada ilmu bagaimana memulainya.


1. Bawa Busana yang Menjadi Ciri Khas

Sesuai namanya, diplomasi ini mengedepankan busana sebagai alat komunikasi. Satinese misalnya mempromosikan busana dengan sentuhan khas Indonesia seperti ombak laut dan kembang sepatu. Secara implisit, ia 'membawa' Indonesia dalam setiap busananya.

Be-emers yang akan memulai atau dalam fase merintis bisnis juga bisa melakukan ini. Mulailah mengenakan busana yang membawa keunikan Indonesia.

Bisa dengan motif batik asal kampung halaman misalnya. Sampaikan cerita tentang keindahan Indonesia melalui busana yang kamu kenakan.


2. Fokus pada Aspek Keberlanjutan

Semakin ke sini, masyarakat sudah semakin cerdas dan kritis memilih produk apapun yang akan mereka kenakan dalam keseharian.

Penulis sendiri sejak kuliah sudah belajar menjauhi produk kosmetik yang masih menggunakan hewan sebagai bahan percobaan.

Promosikan sustainable fashion sebagai identitas brand kamu. Pilih bahan baku yang ramah lingkungan dan tidak menyisakan begitu banyak sampah.

Dibanding plastik sekali pakai, kamu dapat memilih kemasan plastik yang bisa terurai atau tas kain yang dapat digunakan berulang. Kita bisa belajar dari Satinese, sisa bahan satin dikreasikan menjadi pouch dan aksesoris yang multifungsi.


3. Bangun Personal Branding

Jangan lupa membangun branding diri yang kuat. Bisa dimulai dengan mention diri kamu saat berkenalan dengan siapa saja di forum umum.

Oh ya, busana juga bisa menjadi identitas agar orang mengenal siapa kamu. Dengan rutin mengenakan kain kebaya, lingkungan sekitar akan menyadari pesan yang sedang kamu sampaikan: oh orang ini sedang memengaruhi aku supaya suatu hari mau berkebaya ke pusat perbelanjaan.

Dari sini, bangun networking dengan pihak yang memiliki power mulai dari dinas kebudayaan terkait, agen yang berjualan kain, sampai desainer lokal.

Bermula dari yang kecil, relasi perlahan bakal berkembang ke mutual connection yang lebih canggih. Sebelum bertemu dengan orang, jangan lupa untuk menyusun strategi bilamana bakal tercipta kerjasama menjanjikan.