Satinese: Dari Elegansi Satin hingga Bawa Budaya Lokal dalam Kancah Internasional

Produk lokal satinese debut di ajang ASEAN International Fashion Week (Sumber gambar: Instagram @Satinese)

Produk lokal satinese debut di ajang ASEAN International Fashion Week (Sumber gambar: Instagram @Satinese)

Local pride atau bangga lokal adalah kata yang sering kita dengar belakangan ini. Hal tersebut merujuk pada suatu produk atau brand buatan lokal yang dijual untuk masyarakat. 
 
Banyak brand lokal kini mulai merintis, salah satunya adalah fesyen yang tiap tahun memiliki tren tersendiri dalam modelnya. 
 
Gerakan Local pride tentunya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasalnya, kini makin banyak produk lokal yang mulai digemari oleh masyarakat. Tak cukup modelnya yang unik, harga yang terjangkau juga menjadi pilihan konsumen.
 
Mengutip dari laman ANTARA, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan tren industri fesyen lokal berkembang pesat dan menunjukkan tren positif juga memiliki peran strategis dalam mendorong perekonomian.
 
Masih dalam sumber yang sama, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita menyampaikan, pada triwulan II-2025, kontribusi industri fesyen terhadap produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas tercatat sebesar 6,96 persen atau naik 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
 
“Dari sisi ketenagakerjaan juga mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar, yaitu sekitar 1,6 juta orang di industri kecil pada 2024, dan hampir 89 ribu orang di industri besar,” kata Reni dalam acara Indonesia Fashion Ecosystem Summit (IDFES) 2025 di Jakarta.
 
Senada dengan hal tersebut, brand lokal memiliki peluang besar untuk berkiprah, baik di dalam maupun luar negeri. 
 
Salah satu contohnya hadir pada brand Satinese, produk fesyen lokal perempuan dengan bahan satinnya yang sukses memanjakan konsumennya melalui model yang elegan.