Satinese: Dari Elegansi Satin hingga Bawa Budaya Lokal dalam Kancah Internasional


Bisnis Fashion Bisa Lahir dari Keresahan

Lahir dari gagasan Anggi Desthiati, sosok di balik label modest fashion ini. Berawal dari keresahan pribadi, Anggi melihat banyak perempuan Indonesia yang ingin tampil elegan namun tetap nyaman beraktivitas.

Dari situlah, ia mulai merancang busana berbahan satin dan silk, dua material yang dikenal mewah dan lembut dengan desain minimalis, tapi tetap memancarkan keanggunan.

Tak hanya sekadar merek, Satinese juga membawa identitas lokal pada beberapa model pakaiannya. Di balik setiap potongan kainnya, tersimpan cerita tentang identitas dan keanggunan perempuan Indonesia.

Koleksi Satinese banyak mengangkat elemen budaya lokal seperti bunga kembang sepatu, ombak laut, dan garis vertikal yang merepresentasikan kekuatan, keteguhan, sekaligus kelembutan perempuan Nusantara.

Konsep yang diusung Satinese adalah accessible luxury di mana kemewahan bisa dijangkau oleh siapa saja. Anggi percaya bahwa setiap perempuan berhak merasakan pakaian dengan kualitas premium tanpa harga yang fantastis.


Bisnis Fashion Punya Peran dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan

Tak hanya fokus pada desain, Satinese juga membawa keberlanjutan melalui penerapan zero waste approach. 


Setiap sisa kain dari proses produksi diolah kembali menjadi aksesori seperti scrunchie, pouch, dan bandana. Langkah ini bukan hanya efisiensi, tapi juga wujud tanggung jawab terhadap lingkungan dengan sebuah pesan bahwa keindahan juga bisa lahir dari kesadaran menjaga bumi.

Satinese tampaknya ingin melangkah lebih jauh. Pasalnya merek tersebut berhasil menembus panggung internasional.

Tahun 2024, brand ini berpartisipasi dalam ASEAN International Fashion Week di Singapura, dan mendapat tawaran tampil di pop-up market Summerdes di Kuala Lumpur. Kesempatan yang membuktikan bahwa karya lokal mampu bersaing di kancah global tanpa kehilangan identitas bangsa.

Kehadiran brand seperti Satinese menjadi bukti nyata bahwa local pride bukan sekadar slogan, melainkan gerakan yang menghidupkan ekonomi kreatif Indonesia.

Ketika masyarakat membeli dan mengenakan produk lokal, mereka tidak hanya mendukung usaha kecil menengah, tapi juga ikut melestarikan nilai budaya bangsa.

Baik produsen, pembeli, investor, hingga setiap orang yang peduli dengan produk lokal adalah seorang pahlawan budaya fesyen tanah air.

Untuk itu, local pride tak hanya sekadar tren dan tagline belaka, tapi lebih jauh, ia adalah sebuah gerakan untuk memajukan industri fesyen lokal dikenal secara global.






---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Whatsapp Group kami! Klik di sini untuk bergabung