Kiat menyiapkan dana darurat [Sumber: Pixabay]
Kerap timbul pertanyaan, saat menyiapkan dana darurat sebaiknya lewat gaji atau investasi ya?
Patut diingat bahwa dana darurat ibarat bemper, dengan begitu tujuannya bukan mencari keuntungan layaknya kita berinvestasi kripto misalnya.
Berapa Besaran Dana Darurat yang Ideal?
Semua baru dapat diketahui setelah kamu menghitung total pengeluaran bulanan untuk pos yang bersifat wajib. Antara lain cicilan rumah atau kendaraan yang masih berjalan, belanja bahan makanan bulanan, tagihan listrik dan PDAM, biaya sekolah anak, dan lainnya.
Berikutnya, kamu dapat merujuk rumus berikut: Dana Darurat = Pengeluaran Bulanan × Kelipatan
- Lajang: 3-6 kali pengeluaran bulanan;
- Menikah (belum ada anak): 6-9 kali pengeluaran bulanan;
- Menikah (dengan anak): 9-12 kali pengeluaran bulanan;
- Pekerja lepas (freelancer): Minimal 12 kali pengeluaran bulanan karena pendapatan tidak tetap.
Menyiapkan Dana Darurat, Sebaiknya Lewat Gaji atau Investasi?
Karena itu, kedua hal ini sebaiknya tidak dicampur dalam tujuan finansial kita.
1. Sisihkan dari Gaji, Bukan Sisakan
Alokasikan 10-20% setiap bulannya untuk dana darurat, baru kemudian untuk investasi di instrumen lain.
2. Tetapkan Target Realistis
Kamu bisa memulai dengan nominal kecil supaya enggak kaget, lalu tingkatkan secara bertahap.
3. Pilih Wadah Menyimpan yang Tepat
Nah penulis sendiri termasuk melenceng nih karena tidak menyimpan 100 persen dari darurat di rekening. Pikirku: kok rugi ya kalau ditaruh di sana kepotong admin juga setiap bulan Rp 15,000.
Akhirnya, aku menyimpan setengahnya lagi di reksa dana pasar uang. Alasannya, rdpu tergolong instrumen investasi yang sifatnya mudah dicairkan. Dibanding saham misalnya, hanya butuh waktu 1 hari untuk dana ditransfer ke rekening pribadi.
Erinintyani Shabrina Ramadhini
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.