Asuransi Buat Freelancer dan Fintech Bisa Moncer Usai Pandemi, Ini Alasannya

Insurance - Canva

Insurance - Canva

Like

Selama ini, mungkin banyak yang lebih fokus untuk bertahan di tengah pandemi, Lalu, seperti apa kemungkinan yang terjadi jika pandemi ini berakhir?

Tentunya, penyesuain kembali harus dilakukan oleh sejumlah sektor. Salah satunya yakni perusahaan asuransi.

Menurut ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani, dikutip dari Bisnis, industri asuransi perlu menyesuaikan kondisi pasar selepas pandemi Covid-19. Belum lagi, masih ada bayang-bayang resesi yang dalam waktu dekat akan menimpa.

Baca Juga: Tips Mengatur Keuangan Freelancer di Masa Pandemi
 

Dari Segi Bisnis: Peluang dari Freelancer

Meski begitu, masih ada potensi bagi industri asuransi untuk beradaptasi. Terutama, hal tersebut bisa terjadi di sektor informal seperti asuransi untuk freelancer.

Menurutnya, sektor informal ini sedang naik. Soalnya, sekarang model organisasi berubah. Misalnya, banyak orang yang lebih suka jadi pekerja lepas tanpa terikat kontrak sebagai pegawai tetap di sebuah perusahaan.


Mungkin, selama ini sektor informal sering diabaikan sama lembaga jasa keuangan karena dinilai enggak punya “pegangan” atau jaminan yang pasti untuk punya asuransi. Padahal, buat kamu yang mungkin belum tahu, pendapatan rata-rata seorang pekerja lepas bisa sampai lebih dari Rp7,5 juta per bulan lho!

Perusahaan asuransi juga perlu beradaptasi sama freelancer yang kurang tertarik sama iuran. Selain itu, para freelancer yang didominasi sama milenial ini juga jadi tantangan sektor asuransi untuk bisa merangkulnya.
 

Dari SIsi Bisnis: Potensi Fintech

Sementara itu, dari segi bisnis, rupanya asuransi juga punya potensi di fintech peer-to-peer (P2P) lending nih, Be-emers.

Menurut Aviliani, hal tersebut bisa jadi peluang untuk dimasuki asuransi kredit yang sekarang ini baru ada di bank-bank besar. Produk ini dinilai punya potensi lho.

Soalnya, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), yang notabene baru sanggup menjadi nasabah fintech, kedepannya bakal terdorong jadi supply chain dengan perusahaan besar. Adapun, asuransi di ranah supply chain tersebut atas kredit yang mereka ajukan ke fintech lending notabene aman daripada asuransi kredit yang diajukan UMKM secara mandiri.

Selain itu, ia menilai kalau ini bisa jadi momen industri asuransi untuk melakukan konsolidasi dan edukasi, demi menghadapi kondisi dan potensi pasar usai pandemi Covid-19 nanti.

Baca Juga: Asuransi Digital Cocok untuk Milenial? Perhatikan Hal Ini Sebelum Memilih