Antisipasi Risiko UU Cipta Kerja, Ini Tips Merencanakan Keuangan untuk Pekerja

Like

 

Finance - Canva

Finance - Canva


Atur Ulang Arus Kas

Nah, dengan porsi dana darurat yang berubah, otomatis arus keuangan kamu juga beda dari sebelumnya. Makanya, kamu perlu meninjau kembali pengeluaran rutin dan fokus di pengeluaran pokok aja nih.

Misalnya, kamu bisa utamakan pengeluaran untuk kebutuhan seperti tempat tinggal, telekomunikasi (kuota dan pulsa), transportasi, serta kebutuhan anak bagi yang sudah menikah.

Sebaliknya, pengeluaran yang enggak penting-penting banget dan enggak terlalu mendesak, bisa kamu tunda atau dikurangi dulu nih. Misalnya, kamu bisa pangkas anggaran untuk minum kopi kekinian atau jajan lainnya.

Menurut Aidil, enggak masalah kok untuk jadi “pelit” dalam kondisi seperti ini. Soalnya, kalau nanti kamu enggak punya uang, enggak ada lagi yang bisa bantu banyak kecuali diri kamu sendiri.
 

Pilih Investasi yang Likuid

Selain dana darurat dalam bentuk tabungan, kamu juga perlu menyimpannya dalam bentuk investasi. Untuk itu, Aidil menyarankan agar memilih instrumen investasi yang likuid agar dapat tersedia dengan cepat jika sewaktu-waktu dibutuhkan.


Meski begitu, jangan lupa juga ya untuk mendiversifikasi aset investasi yang kamu punya.

Kamu memang bisa menyimpan dana darurat di deposito jangka pendek. Lebih dari itu, alangkah lebih baik juga untuk menginvestasikan dana darurat kamu di instrumen seperti emas, reksa dana pasar uang, atau valuta asing kayak dolar AS, yang punya imbal hasil cukup tinggi.
 

Jangan Lupa Asuransi dan Dana Pensiun

Meski dana darurat adalah hal yang krusial saat ini, tapi kamu juga jangan lupakan kebutuhan asuransi dan dana pensiun ya! Soalnya, karyawan kontrak pun kerap luput dari tunjangan terhadap dua hal ini, Be-emers.

Makanya, coba untuk siapkan asuransi dan dana pensiun secara mandiri juga ya! Minimal, kamu punya BPJS Kesehatan dan punya dana pensiun di DPLK.

Baca Juga: Ini Penyelenggara Dana Pensiun yang Bisa Dipilih untuk Masa Depan