Dari Gugatan Kasus Suap Hingga Kinerja Kuartal III/2020, Ada Apa dengan Garuda Indonesia?

Plane Illustration - Canva

Plane Illustration - Canva

Like

Sebagai salah satu maskapai penerbangan dalam negeri, Garuda Indonesia memang kerap disorot nih. Mulai dari kinerjanya, hingga beberapa kasus yang menimpa.

Belum lagi, emiten penerbangan berkode saham GIAA itu juga akan menghadapi holding BUMN pariwisata. Adapun, nantinya Garuda Indonesia bakal jadi anak usaha BUMN yakni PT. Survai Udara Penas (Persero).

Lalu, apa saja yang dihadapi Garuda Indonesia hingga di penghujung 2020 ini?

Baca Juga: Bagai Sultan, Raffi Ahmad Carter Pesawat Garuda Indonesia untuk Liburan! Kok Bisa?
 

Kasus Dugaan Suap

Beberapa waktu belakangan ini, nama Garuda Indonesia terseret dalam dugaan penyuapan produsen pesawat Bombardier. Kasus tersebut sebenarnya sudah terjadi pada 2012 lalu.

Menanggapi hal itu, dikutip dari Bisnis, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan bakal secara aktif terus berkoordinasi dengan pihak-pihak berwenang guna memastikan dukungan penuh perusahaan atas upaya penegakan hukum kasus tersebut.


Irfan justru memberikan dukungan Garuda Indonesia terhadap upaya penegakan hukum ini selaras dengan mandat yang diberikan pemerintah terus memperkuat implementasi Good Corporate Governance pada seluruh aktivitas bisnis perusahaan.

Adapun, Serious Fraud Office (SFO), lembaga anti korupsi Inggris, diketahui sedang menyelidiki dugaan penyuapan dan korupsi yang melibatkan Bombardier Inc. dan Garuda Indonesia.

Menurut pihak SFO, Garuda telah memesan pesawat CRJ Bombardier, dengan pengiriman pertama pada 2012. Nah, penyelidikan SFO ini rupanya juga menambah kerumitan baru bagi upaya Presiden dan CEO Bombardier Eric Martel yang sedang berupaya membangkitkan perusahaan melalui produksi jet pribadi.

Sementara itu, produsen pesawat asal Montreal tersebut telah melaporkan kerugian yang lebih besar dari perkiraan pada kuartal III dan melakukan tinjauan internal terkait dengan transaksinya dengan Garuda.
 

Kinerja GIAA Kuartal III/2020

Meski masih dibayangi tekanan pandemi, ditambah terseret kasus suap, ternyata PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. secara konsisten mencatatkan pertumbuhan penumpang periode kuartal III/2020.

Tren pertumbuhan terlihat dari adanya peningkatan penumpang Garuda Indonesia sebesar 17,9 persen pada September 2020 dibandingkan dengan Agustus 2020.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan tren pertumbuhan penumpang yang meningkat secara konsisten dalam periode kuartal III/2020.

Selain mencatatkan pertumbuhan penumpang, Garuda Indonesia pada September lalu juga turut mencatatkan pertumbuhan angkutan kargo sebesar 40,11 persen dibandingkan dengan jumlah angkutan kargo pada Agustus 2020, menjadi sebesar 15.000 ton angkutan kargo.

Di tengah imbas pandemi ini, GIAA juga kerap melakukan diversifikasi bisnis. Bahkan, layanan kargo turut berperan penting dalam menunjang capaian kinerja GIAA.

Soalnya, hal tersebut sejalan dengan pesatnya perkembangan bisnis e-commerce di masa pandemi serta upaya optimalisasi angkutan kargo untuk komoditas  ekspor unggulan nasional.  

Adapun, Garuda Indonesia berhasil membukukan pendapatan usaha hingga September 2020 sebesar US$1,13 miliar.

Pendapatan tersebut dikontribusikan oleh capaian pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$917,28 juta. Sebaliknya, pendapatan dari sektor penerbangan enggak berjadwal yakni sebesar US$46,92 juta.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) Putus Kontrak 700 Karyawan Bulan Depan! Ada Apa Ya?