Jalani Bisnis Keluarga? Intip Kiat Cuan Abuba Steak di Tangan Generasi Kedua Yuk!

Steak Illustration - Canva

Steak Illustration - Canva

Like

Kamu suka makan steak? Jika kamu pecinta steak lokal, pasti kamu sudah enggak asing lagi nih sama Abuba Steak.

Tahu enggak sih? Dikutip dari laman Bisnis, Abuba Steak ini sudah dijalani sama generasi kedua lho!

Seperti apa sih mereka bisa bertahan?

Steak yang didirikan sejak 1992 oleh Abu Bakar ini bermula dari usaha warung kaki lima dan kini telah berkembang memiliki 26 cabang di berbagai sudut Jabodetabek dan Jawa Barat yang semuanya dijalankan langsung oleh manajemen.

Abu Bakar sendiri sebetulnya bukan seorang yang pandai memasak, dia mempelajari berbagai ilmu mengenai cara memasak Steak saat bekerja di perusahaan pengeboran minyak lepas pantai di sekitar pulau Natuna.


Di sana, dia bertemu seorang chef asal Amerika yang banyak mengajarinya cara mengolah makanan western terutama steak. Menu Steak yang dihidangkan ala Amerika tersebut memiliki ciri daging berukuran besar yang disajikan dengan jagung, buncis, dan potongan kentang yang juga besar.

Setelah 4 tahun bekerja di perusahaan minyak, kontak kerja Abu Bakar berakhir sehingga dia harus kembali ke Jakarta. Terhimpit kebutuhan ekonomi, akhirnya mendorongnya untuk membuka warung steak di kawasan Kemang dengan konsep warung tenda yang kemudian diberi nama Abuba Steak.

Nama Abuba Steak berasal dari singkatan nama Abu Bakar. Selain itu, dalam logonya huruf b pada Abuba dibuat berbalik atau bolak balik dengan harapan konsumen yang berkunjung ke Abuba akan kembali lagi.

Konsep steak yang dijual di warung tenda memang terkesan unik. Pasalnya selama ini steak dikenal sebagai makanan mahal yang biasa dijual di hotel dan restoran-restoran ternama. Tak heran bila Abuba terus berkembang, jumlah konsumennya pun kian bertambah.

Pada 1996, Abuba Steak kemudian pindah ke sebuah tempat yang cukup strategis di Jalan Cipete Raya

Selama bertahun-tahun usaha tersebut dijalankan oleh Abu Bakar secara konvensional sehingga meski pelanggan terus berdatangan tetapi bisnisnya kurang berkembang signifikan.

Sampai akhirnya pada 2005, ketika putra tunggalnya Ali Ariansyah yang baru saja lulus dari sekolah perhotelan di Swiss mencoba mengelola bisnis Abuba Steak bersama Elzan Aziz yang ketika itu masih menjadi kekasihnya.

Saat pertama kali menjalankan usaha Abuba Steak, Ali da Elzan memulai semua dari dasar. Sebab, meski sudah berjalan lama tetapi Abuba Steak belum memiliki standar resep yang jelas dan manajemen bisnis yang mumpuni karena semua benar-benar dijalankan secara konvensional.

Secara perlahan mereka mengubah manajemen menjadi lebih modern dan tersistematis, membangun visi dan misi perusahaan sehingga usaha yang dijalankan dapat terus berkembang. Dengan perhitungan yang tepat dan cermat, mereka pun bisa mengalokasikan anggaran khusus untuk marketing dan membuka cabang-cabang baru lainnya.

Pelan-pelan cabang Abuba Steak terus bertambah dari Kelapa Gading, Pluit, Wahid Hasyim, hingga yang di Cipete pun akhirnya diubah menjadi lebih modern oleh manajemen yang dikembangkan Ali dan Elzan. Semua gerai Abuba Steak dibuat dengan desain interior yang menarik dan lebih modern.

Mereka juga merekrut orang-orang yang memiliki keahlian di bidang keuangan, akunting, HRD. Bahkan untuk karyawan pun mereka menerapkan standar gaji sesuai dengan UMR dengan berbagai fasiltas. Selain itu, buku menu pun dibuat lebih menarik sehingga mereka merekrut fotografer dan desainer profesional sehingga mampu memberikan image yang baik pada Abuba Steak.

Sejak saat itu, Abu Bakar sebagai founder dari Abuba Steak tak lagi perlu terjun langsung ke lapangan setiap hari karena dengan sistem yang sudah dibentuk oleh putra dan menantunya maka dia hanya menikmati bisnis yang telah dibangunnya dari warung tenda kaki lima.

Baca Juga: Gudeg Mbah Medi Kotagede Sasar Pasar Millenial Pemburu Kulineran