Gudeg Mbah Medi Kotagede Sasar Pasar Millenial Pemburu Kulineran

Penampakan Gudeg Mbah Medi Kotagede yang melegenda di Yogyakarta

Penampakan Gudeg Mbah Medi Kotagede yang melegenda di Yogyakarta

Like

Setelah lebih dari 20 tahun berjualan secara konvensional, mengandalkan kepercayaan konsumen dari ‘mulut ke mulut’, kini Mbah Medi beranjak hadir berjualan gudeg Jogja secara online.

Selama ini, Mbah Medi berjualan nasi gudeg di Jalan Purbayan Kotagede, Yogyakarta, atau 200 meter keselatan dari AMM Yogyakarta di setiap pagi harinya. Langkah ini juga diambil akibat dampak pandemi covid-19 yang masih berlanjut.

Tak mengenal berapa lama sebuah usaha dijalankan, pandemi ini benar-benar menguji para pelaku usaha yang paling siap menghadapi perkembangan zaman yang terus dan cepat berubah.

Mbah Medi dibantu anak dan cucunya mengungkapkan pentingnya menyadari berjualan gudeg untuk mulai menyasar konsumen millennial. Karenanya, strategi pendekatan melalui sosial media adalah cara yang umum dilakukan oleh pelaku usaha lainnya juga.

Baca Juga: Ciptakan Cita Rasa Kekinian lewat Kuliner Tradisional


Melalui pemanfaatan media sosial, pengelola gudeg Mbah Medi mencoba memplejari melihat karakter, tren serta keinginan millennial pemburu kulineran. Cara agar gudeg kotagede buatan Mbah Medi dapat diterima oleh pasar yang besar namun dinamis tersebut.

Melalui sosial media Instagram @gudegkotagede, Mbah Medi berbagi aktivitas dapurnya hingga kegiatan jualan paginya.

Gudeg Kotagede memang berbeda dengan gudeng pada umumnya. Biasanya, di pusat kota jogja kita bisa menjumpai gudeg di jalan wijilan dekat alun-alun utara Yogyakarta.

Kebanyakan disana gudeg tekstur aslinya kering. Tetapi lain cerita dengan gudeg Mbah Medi Kotagede, yang tekturnya basah dan manisnya khas.

Lagi pula, menurut beberapa sumber sejarah, salah satunya menurut buku berjudul ‘Gudeg Yogyakarta’ karya Murdijati Gardjito -seorang Professor Pusat Studi pangan dan Gizi UGM- menjelaskan bahwa gudeg pertama kali dibuat oleh prajurit kerajaan Mataram Islam di Kotagede karena mendapati buah nangka muda yang melimpah. Kala itu dalam kisah membongkar hutan belantara di Kotagede yang akan dijadikan ibu kota kerajaan, ternyata banyak pohon nangka muda yang ditebang. Dari situlah, prajurit memasaknya dengan cara sederhana namun lezat rasanya.

Bagi pengelola gudeg Mbah Medi Kotagede, menyasar millenial bukanlah hal mudah. Meski suka berburu kuliner kekinian, konsumen millennial juga memiliki karakter yang unik dan berbeda-beda.

Mereka mungkin akan mencari tau hal-hal unik seputar kuliner tersebut, mencari tau ceritanya bahkan hingga filosofi dari kuliner untuk mendapatkan rasa tersendiri ketika menikmati sebuah sajian kudapan tersebut.

Millenials memang kalau makan bisa kapan aja. Itu sebabnya, mengapa gudeg Mbah Medi Kotagede terus dikembangkan untuk memuaskan konsumen millenialn, khususnya pencinta fanatik gudeg Jogja atau gudeg Kotagede yang khas.

Baca Juga: Jadi Tren Kuliner, Intip Peluang Bisnis Se'I Sapi Yuk!