Mengenal Sejarah Perkembangan Teknologi Musik Yuk! Pilih Piringan Hitam, Kaset, atau Streaming?

Music - Canva

Music - Canva

Like

Media untuk merekam musik terus berkembang dari masa ke masa. Perkembangannya mulai dari piringan hitam, kaset, cakram padat (CD), sampai mp3. Di Indonesia sendiri media perekam tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. 

Akan tetapi seiring berjalannya waktu, beberapa dari media perekam tersebut mulai tidak digunakan lagi secara umum, kecuali untuk mereka yang mencintai dan mengoleksinya. Berbagai macam cara dilakukan manusia agar bisa menikmati musik dimana dan kapan saja. 

Tapi pernah gak kamu membayangkan gimana perkembangan sejarah pemutar musik dari masa ke masa? Penasaran kan? Yuk simak penjelasan berikut.

 

Piringan Hitam 

Ada beberapa alat untuk memutar piringan hitam, salah satunya adalah phonograph. Cara kerja piringan hitam sama saja disemua alat pemutarnya, yaitu dengan menggunakan stylus, yang berbentuk seperti jarum yang berada di pinggiran piringan hitam.

Stylus itu berfungsi untuk mencatat simpangan gelombang suara yang direkam di piringan hitam dan kemudian meneruskannya ke alat pengeras suara.

Dari segi fisik, piringan hitam besar dan agak berat, Beratnya kira-kira 90-200 gram. Intinya tidak praktis untuk membawa piringan hitam ke mana-mana. Akan tetapi kelebihannya adalah piringan hitam tidak mudah rusak dan suara yang direkam bagus.


Jadi, selama platnya tidak ada goresan, sebuah piringan hitam tidak akan bermasalah. Oleh karena itulah, piringan hitam banyak disukai orang-orang. 

 

Kaset

Audio kaset, sudah ada sejak tahun 1963. Akan tetapi kaset tidak bisa menggusur kedudukan piringan hitam saat itu.

Sekitar tahun 1970an, barulah kaset mulai banyak dilirik oleh orang-orang dan juga industri rekaman. Kaset mempunyai bentuk yang sederhana, dengan dua bolongan sebagai alat pemutar pita magnetiknya. 

Baca Juga: 
Mengenal Lou Ottens, Penemu Pita Kaset Pertama di Dunia

Pita magnetik adalah media untuk merekam suara di dalam kaset. Kapasitas merekam yang dapat dilakukan sebuah kaset berbeda-beda, yang paling sedikit kapasitasnya hanya bisa merekam selam tujuh menit di setiap sidenya.

Jadi, bila dijumlahkan durasi satu kaset adalah 14 menit, sedangkan yang paling panjang kapasitasnya adalah yang bisa merekam sampai 60 menit di setiap sidenya, jadi durasi keseluruhannya adalah 120 menit atau dua jam.


 

CD - Sony\

CD - Sony

Compact Disk (CD)

Primadona alat perekam musik sampai saat ini adalah CD. Hadir pada awal tahun 1980an dan berhasil menggeser kedudukan pendahulunya, piringan hitam dan kaset.

Keunggulan CD adalah bentuknya yang sangat simpel dan ringkas, kualitas suaranya yang jernih, kemampuan merekamnya yang hebat, dapat merekam hingga lebih dari 700 mega byte, selain itu perawatannya juga mudah.

 

Streaming

Pada perkembangan berikutnya, lahir teknologi baru, yakni menikmati musik dengan cara streaming. Pengguna cukup memiliki perangkat seluler dan kuota internet untuk mengakses jutaan musik melalui server yang telah disediakan oleh perusahaan musik streaming. 

Beberapa perusahaan musik streaming yang populer diantaranya Joox, Spotify, Apple Music, Langit Musik, dan Deezer. Mereka menawarkan kemudahan tanpa harus memikirkan media ruang penyimpanan yang merepotkan pendengar musik. Streaming dapat diakses dimana saja, kapan saja, dan tentunya dengan playlist yang hampir tak terbatas.

Bagaimana setelah menyimak penjelasan berikut ini, teknologi music manakah yang saat ini  masih kalian gunakan? Tentunya semua mempunyai kekurangan dan kelebihan ya.