Mengenal Lou Ottens, Penemu Pita Kaset Pertama di Dunia

Hari ini, mungkin kita lebih terbiasa mendengarkan musik lewat sejumlah platform streaming seperti Spotify, Joox, dan sebagainya. Namun, nostalgia musik dengan pita kaset tentu jadi hal enggak bisa lepas dari sejarah nih, Be-emers.

Kamu salah satu generasi yang sempat menikmati musik dengan pita kaset enggak nih, Be-emers?

Sebelum adanya musik dalam bentuk digital kayak sekarang, musik telah melewati sejumlah wadah pemutar musik untuk bisa didengar banyak orang. Mulai dari piringan hitam, pita kaset, Compact Disk (CD), MP3 Player, hingga dinikmati di platform streaming seperti sekarang ini.

Pita kaset adalah salah satu wadah pemutar musik yang cukup lama bertahan hingga melewati fase lebih dari lima dekade! Pita kaset atau yang biasa kita kenal dengan kaset ini pertama kali dikenalkan oleh perusahaan elektronik Belanda, yakni Philips di tahun 1963.

Saat itu, sosok Lou Ottens menjadi penemu dari pita kaset lho! Pria asal Belanda tersebut memang menjadi salah satu teknisi di Philips.


Baca Juga: Layanan Streaming Musiknya Bakal Diakuisisi Square, Kekayaan Rapper Jay-Z Melonjak
 

Lou Ottens dan Inovasi Pita Kaset

Pria bernama lengkap Lodewijk Lou Ottens itu pertama kali bekerja di Philips pada tahun 1952. Nah, di era 1960an, Lou menjabat sebagai Kepala Pengembangan Produk di Philips Hasselt.

Saat itu lah, Lou berhasil menemukan dan membuat wadah pemutar suara yang kemudian disebut mixtape atau pita kaset. Di periode yang sama, berdasarkan jurnal We Hadden Geen Andere Keus Dan Digitaal Gaan, Lou memimpin pengembangan portable tape recorder pertama Philips, yakni EL3558.

Kerennya, proyek tersebut cukup sukses dengan penjualan lebih dari 1 juta unit! Tujuan dari pembuatan proyek tersebut adalah agar lebih fleksibel dan enggak mahal, dengan pemakaian baterai rendah tapi kualitas suara yang tetap oke.

 
Dilansir dari The New York Times, awalnya, Lou yang berada di rumah sedang mencoba mendengarkan rekaman reel-to-reel. Nah, besok paginya, Lou Ottens frustasi saat mengumpulkan teknisi dan desainer, mereka bersikeras kalau akan membuat sesuatu yang lebih mudah.

Menurut Direktur Museum Philips bernama Olga Coolen, saat itu, Philip membawa balok kayu di saku mantelnya yang ukuran dan bentuknya seperti yang dia bayangkan.

Akhirnya, lahirlah kaset, pemutar musik dalam mode portabel, sesuatu yang enggak mudah dilakukan dengan vinil. Bahkan, untuk merekam sesuatu pun, jadi lebih mudah dengan menggunakan kaset.

Misalnya, seniman lebih mudah menggunakan kaset untuk merekam ide-ide dan lagunya. Bahkan, bisa digunakan para pasangan untuk saling bertukar mixtape lagu yang menggambarkan ekspresi perasaan mereka.

Saat itu pula, label rekaman mulai merilis seluruh album dalam bentuk kaset dan pembuat mobil memasang pemutar kaset di dasbor.

Alhasil, popularitas kaset mulai menggeser teknologi portabel lain, seperti katrif 8-track yang notabene lebih besar. Padahal, saat itu katrid baru diluncurkan.

Namun, kaset yang lebih kecil dan dapat dipakai untuk merekam, bisa dengan cepat menembus popularitas, bahkan menggeser pasar vinyl (piringan hitam).

Kemudian, di era 1970-an, setelah memelopori pengembangan kaset, Lou berkontribusi pada pengembangan Video Disk. Produk tersebut pun diluncurkan bersama oleh Philips dan Sony pada tahun 1982.

Namun, sayangnya, saat itu kehadiran Video Disk masih belum bisa mengalahkan kepopuleran pita kaset nih, Be-emers. Bahkan, hingga kini, sebenarnya kaset masih tetap dicintai oleh para penggemarnya untuk bernostalgia lho.

Lou pun dianggap gagal mengerjakan proyek Video Disk, sebelum beralih ke CD. Sebenarnya, sebelum CD, Lou telah mengalihkan fokusnya ke Video 2000, yang mana merupakan sistem untuk menyaingi VHS.

Pada 6 Maret 2021 lalu, Philips menghembuskan nafas terakhirnya. Adapun, setelah pensiun, Lou Ottens tetap aktif di bidang teknologi selama bertahun-tahun lho!

Nah, kenangan apa yang menurut kamu pernah membekas dari pita kaset?