Kurangi Limbah Wadah Plastik, Sederet Perusahaan Ini Terapkan Sistem Refill dan Reusable

Perusahaan yang Menerapkan Refill dan Kemasan Reusable Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Perusahaan yang Menerapkan Refill dan Kemasan Reusable Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Wadah sangat penting digunakan untuk mengemas produk secara efisien. Di satu sisi, sejumlah perusahaan justru berusaha untuk mengurangi produksi wadah plastik dengan menerapkan sistem isi ulang (refill) hingga memproduksi wadah yang bisa dipakai berulang-ulang (reusable).

Hal itu tentunya dilakukan untuk mengurangi limbah wadah plastik, yang tentunya akan mengancam lingkungan.

Berdasarkan data Greenpeace, sampah perusahaan produk sehari-hari (consumer) jadi temuan terbanyak di kategori sampah bermerek sepanjang tahun 2016 hingga 2019 lho! Enggak hanya itu, sebagian besar brand merupakan penyumbang sampah yang berada dalam industri makanan dan minuman.

Seperti yang kita ketahui, makanan dan minuman merupakan industri yang bakal terus berkembang setiap tahun. Apalagi, menurut Greenpeace, produsen juga gencar untuk menjual produk dalam kemasan sachet.

Alhasil, saat industri terus tumbuh, volume sampah plastik bakal terus meningkat. Soalnya, biar gimana pun, sebagian besar industri masih terus menggunakan plastik sekali pakai sebagai kemasan produk.


Yang sangat disayangkan, dari laporan Greenpeace Throwing Away The Future: How Companies Still Have It Wrong on Plastic Pollution “Solutions”, ada sebanyak 855 miliar sachet terjual di pasar global di 2019. Bahkan, kawasan Asia Tenggara menguasai pangsa pasar sekitar 50 persen!

Bahkan, berdasarkan kajian Dr Costas Vells, sampah plastik di Bumi ini jumlahnya bakal terus bertambah hingga 1,3 miliar ton di tahun 2040 lho! Jumlah tersebut juga diprediksi bakal mencemari daratan dan lautan dunia.

Di satu sisi, sejumlah perusahaan ini tengah berupaya untuk mengurangi beredarnya wadah atau kemasan plastik dengan menerapkan sistem refill dan reusable.

Baca Juga: Kenalan Sama Creo Syndicate: Organisasi Rahasia yang Isinya Miliarder Peduli Perubahan Iklim

 

Refill Station Unilever

Unilever merupakan salah satu perusahaan terbesar yang bergerak di sektor konsumer. Sejumlah produk Unilever pun mendominasi pasar.

Mulai dari sabun, detergen, pasta gigi, kecap, hingga shampo yang diproduksi Unilever sampai saat ini masih menggunakan wadah dari plastik.

Namun, di awal 2020, Unilever rupanya melakukan sebuah gebrakan berupa Refill Station, yang mana setiap produk Unilever bisa dibeli dengan cara isi ulang!

 

Unilever Refill Station Illustration Web Bisnis Muda - Image: Unilever

Unilever Refill Station Illustration Web Bisnis Muda - Image: Unilever



Refill Station Unilever pertama berlokasi di wilayah Bintaro. Dilansir dari laman resminya, Head of Corporate Affair & Sustainability Unilever Indonesia Nurdiana Darus mengatakan kalau Refill Station tersebut merupakan salah satu contoh penerapan ekonomi sirkular, yang mana mengedepankan pentingnya unsur penggunaan kembali dan daur ulang, serta mereduksi penggunaan plastik.

Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi setengah dari penggunaan plastik baru dan mempercepat penggunaan plastik daur ulang. Selain itu, program tersebut juga mengumpulkan dan memproses kemasan plastik lebih banyak daripada yang dijual.
 

Siklus Refill, Startup Solutif untuk Teknologi Isi Ulang

Mirip dengan apa yang dilakukan oleh Unilever, sebenarnya ada juga lho perusahaan rintisan (startup) yang memang concern di teknologi isi ulang (refill), terutama untuk produk kebutuhan rumah tangga. Tentunya, teknologi tersebut membuat produk yang diisi ulang menjadi lebih murah.

Dilansir dari Bisnis, melalui aplikasi Siklus, konsumen yang berada di wilayah Jabodetabek, bisa dengan mudah untuk memesan dan membeli produk kebutuhan rumah tangga atau konsumer, hanya lewat handphone dan mengirimkannya ke rumah melalui sistem isi ulang.

 

Siklus Refill Illustration Web Bisnis Muda - Image: Instagram Siklus Refill

Siklus Refill Illustration Web Bisnis Muda - Image: Instagram Siklus Refill



Jadi, setelah kamu memesan lewat aplikasi, kendaraan roda dua yang dilengkapi dengan sistem isi ulang seluler tiba dan kamu bisa mengisi ulang wadah yang ada, atau membeli wadah yang dapat digunakan kembali, tanpa plastik sekali pakai.

Adapun, produk yang bisa kamu beli lewat Siklus Refill antara lain seperti sabun cuci piring, deterjen, minyak goreng, dan masih banyak lagi.
 

Reusable Cup Starbucks yang Jadi Tren

Hayoo, anak muda pasti suka banget nih nongkrong di Starbucks. Perusahaan makanan dan minuman yang sudah mendunia ini rupanya juga telah menerapkan langkah untuk mengurangi penggunaan wadah plastik lho, Be-emers.

Buat kamu yang sering pesan Starbucks, pasti kamu cukup familiar dengan produk tumbler atau reusable cup Starbucks yang lucu-lucu itu kan?

Nah, dilansir dari laman resmi Starbucks, pihaknya memang gencar untuk mengurangi limbah terkait bisnisnya. Salah satunya dengan meningkatkan daur ulang dan mendorong untuk memproduksi produk yang bisa digunakan kembali.

 

Starbucks Cup Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Starbucks Cup Illustration Web Bisnis Muda - Canva



Pihak Starbuck juga mengaku terus bekerja untuk mengurangi dampak lingkungan dari gelas dan tutupnya lho. Sejak 1997, Starbucks telah memperkenalkan hot cup sleeve ntuk menghilangkan praktik double-cupping.

Kemudian di tahun 2006, Starbucks mengembangkan gelas kertas yang diproduksi dengan 10 persen serat daur ulang dari konsumen. Hal itu bahkan jadi gelas pertama dalam industri kemasan makanan yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS lho.

Enggak hanya itu, di tahun 2016, Starbucks memperkenalkan tutup gelas yang lebih dapat didaur ulang. Bahkan, di tahun 2018, Starbucks bermitra dengan Closed Loop Partners, meluncurkan upaya global untuk menyatukan wirausahawan, pemimpin industri, dan pendaur ulang untuk mengidentifikasi dan mengkomersialkan solusi cangkir daur ulang (reusable cup).

Lebih dari itu, di tahun 2020, Starbucks pun telah menghilangkan lebih dari 1 miliar sedotan plastik dalam waktu setahun. Mereka kini menggunakan sedotan kertas dari bahan daur ulang.

Baca Juga: Tiny Tetra House: Alternatif Rumah dari Daur Ulang Sampah, Tertarik?