Fenomena Coinbase dan Masa Depan Kripto Dinilai Bisa Membunuh Bitcoin Bubble?

Fenomena Coinbase dan Gelembung Bitcoin Illustration Bisnis Muda - Canva

Fenomena Coinbase dan Gelembung Bitcoin Illustration Bisnis Muda - Canva

Like

Cryptocurrency atau mata uang kripto memang sedang mendapat sorotan yang luar biasa. Bahkan, Bitcoin telah beberapa kali memecahkan rekor dengan menyentuh level tertinggi sepanjang masa.

Belum lagi, aksi Initial Public Offering (IPO) yang dilakukan oleh startup kripto Coinbase, semakin membuat eksistensi cryptocurrency enggak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan, Coinbase dianggap sebagai tanda kedewasaan industri kripto lho!

Sementara itu, Bitcoin sebenarnya enggak pernah “tidur” nih, Be-emers. Makanya, hal itu bikin Bitcoin cenderung punya pergerakan dramatis pada hari Minggu.

Dilansir Bloomberg, misalnya pada satu titik, Bitcoin turun 20,3 persen dari puncaknya, tepat sebelum Coinbase Global Inc. mulai perdagangannya di bursa pada hari Rabu (14/4) lalu.

Baca Juga: Coinbase: Startup Cryptocurrency yang Viral dan Baru IPO, Pilih Beli Sahamnya atau Bitcoin?
 

Sisi Lain Fenomena Coinbase

Sejauh ini, Coinbase merupakan cryptocurrency exchange terbesar yang melantai di bursa. Coinbase juga langsung memberikan “lahan” setelah menemukan harga dan membawa serta Bitcoin dengannya.


Bahkan, hadirnya Coinbase jadi momen besar bagi dunia kripto yang sedang berkembang. Ada momen dimana mereka yang memasukkan uang ke dalam aset saham, juga sekaligus menjajakan Bitcoin sebagai investasi lho.

Meski begitu, pada penutupan perdagangan Jumat (16/4), Bloomberg mencatat kalau saham Coinbase justru turun 10 persen dari harga pembukaannya. Bahkan, terjun 20 persen dari harga tertingginya setelah resmi melantai di bursa Nasdaq.

Peter Atwater dari Financial Insyghts menilai, hal itu justru bisa jadi masalah. Ia menunjukkan, komentar seputar Coinbase hampir semuanya tentang legitimasi dan gagasan bahwa dunia kripto telah menerima dukungan, bukan tentang pertumbuhan maupun ketakutan.

Hal itu bisa jadi masalah. Soalnya, saat investasi tersebut telah jatuh tempo, kemungkinan besar kegembiraan itu telah berakhir.

Di sisi lain, saat kita bicara soal Bitcoin itu sendiri, Peter menyebutkan kalau aset itu ibaratnya bisa dibandingkan dengan penambang emas dengan emas.

Meski dapat sorotan, Bitcoin tetap akan membentuk gelembung (bubble), mengalami kemerosotan, dan bakal rebound kembali kok. Sementara itu, aksi jual kripto yang besar diharapkan dapat menciptakan angin segar yang signifikan untuk saham teknologi yang lebih luas.

Hal itu kayak momen klimaks untuk kegembiraan kripto. Adapun, Peter menilai, akan lebih bijak untuk mengasumsikan bahwa bitcoin masih bisa naik lagi.

Baca Juga: Coinbase IPO, CEO Brian Amstrong Langsung Masuk Daftar Miliarder Paling Tajir di Dunia