Ini Deretan Kesalahan dan Penyesalan Yahoo!

ilustrasi kantor Yahoo (Sumber: David Paul Morris/Bloomberg)

ilustrasi kantor Yahoo (Sumber: David Paul Morris/Bloomberg)

Like

Perusahaan teknologi muncul dan tenggelam, bahkan status perusahaan raksasa hari ini tak menjamin seperti apa nasib di masa depan.

Sama halnya yang dialami Yahoo. Perusahaan yang didirikan pada 1994 oleh Jerry Yang dan David Filo ini pernah melakukan kesalahan dalam bisnisnya yang mungkin bisa jadi penyesalan di waktu sekarang.

Awalnya, nama website yang dibuat adalah Guide to The World Wide Web. Kemudian Sequoia Capital pun masuk dan mengganti nama website itu menjadi Yahoo yang terkenal hingga medio 2000-an.

Lalu, apa aja sih kesalahan Yahoo?

Baca Juga: Begini Kata Warren Buffet Soal Kesalahannya di Berkshire Hathaway, Hingga Investasi Saham Teknologi
 

Enggak Jadi Beli Google

Tahun 1998, Yahoo adalah website paling populer dan telah go public alias berjualan saham di bursa. Pada Januari 2000, harga saham Yahoo mencapai titik puncak senilai US$ 118.


Di masa kejayaannya pada saat itu, Yahoo melewatkan kesempatan besar yang pasti mereka sangat sesali. Yahoo sempat berencana membeli Google pada tahun 2002 yang pada saat itu juga sedang bersinar di dunia internet.

Namun, Yahoo kurang gigih tidak mau menggelontorkan dana sebesar US$ 3 Miliar, maka kesepakatan itu gagal. Pada saat itu, yahoo sempat menawar di harga US$ 1 Miliar.
 

Gagal Beli Facebook

Kemudian di tahun 2006, Yahoo hampir membeli Facebook. Namun, CEO Yahoo saat itu, yakni Terry Semel berubah pikiran dan menurunkan tawaran dari US$ 1 miliar ke US$ 850 juta.

Mark Zuckerberg yang sebenarnya memang kurang berniat menjual Facebook akhirnya dengan mantap menolak tawaran Yahoo.
 

Jual Saham Alibaba di Waktu yang Salah 

Pada tahun 2005, Yahoo melakukan pembelian 40 persen saham perusahaan e-commerce asal China, Alibaba, senilai US$ 1 miliar. Namun sayangnya, Yahoo malah memutuskan untuk melepas sebagian saham Alibaba senilai US$13 per saham pada 2012.

Padahal, Alibaba sukses besar dan berkembang jadi raksasa e-commerce di China. Setelah IPO, saham Alibaba malah melejit hingga US$ 68 per saham.
 

Menolak Tawaran dari Microsoft

Tahun 2008, Persaingan semakin ketat dan Yahoo mulai menunjukan tanda tanda kemundurannya. Pada saat itu, Microsoft datang dan memberi penawaran senilai USD 44,6 miliar.

Namun, lagi lagi kebijakan Yahoo berujung penyesalan. CEO pada saat itu, Jerry Yang menolak tawaran microsoft. Alasannya, tawaran Microsoft itu masih terlalu rendah dibandingkan dengan aset dan reputasi Yahoo.

Tiga tahun setelah tawaran Microsoft itu, kapitalisasi pasar Yahoo turun menjadi hanya US$ 22,24 miliar.
 

Dibeli dan Dijual Murah oleh Verizon

Setelah jual mahal ke Microsoft, Yahoo akhirnya menyerah. Episode Yahoo sebagai perusahaan mandiri pun berakhir setelah dicaplok Verizon pada 2017. Harga aset dan reputasi Yahoo berujung dengan angka 'hanya' USD$ 4,8 miliar.

Namun, rupanya Verizon dikabarkan menjual kembali Yahoo sekaligus AOL ke Apollo seharga US$ 5 milliar. Jika dilihat sebelumnya, nilai akuisisi dianggap lebih rendah dari angka pembelian Yahoo dan AOL pada saat diambil alih oleh Verizon beberapa tahun lalu. Padahal, Verizon membeli Yahoo dan AOL mencapai USD9 milliar. 

Verizon akan mendapatkan uang tunai dari penjualan tersebut sebanyak US$4,25 miliar dari Apollo, sedangkan sisanya akan ditukar dalam bentuk saham kepemilikan Yahoo sebesar 10 persen. Dikabarkan, Verizon ingin berfokus pada jaringan nirkabel dan bisnis penyedia internet.

Baca Juga: 5 Kesalahan Investasi Secara Keseluruhan