Tak sedikit entrepreneurs atau pengusaha yang ingin menjadi investor namun tidak merasa terlalu percaya diri. Hal ini disebabkan karena banyak dari mereka yang masih merasa kesulitan saat membaca laporan keuangan perusahaan, termasuk neraca keuangan dan lainnya, untuk menentukan kesehatan dan nilai perusahaan.
Dalam mengelola bisnis, ada beberapa financial metrics yang sangat penting untuk menjadi landasan dalam memahami kesehatan bisnis, termasuk nilai potensial. Metriks ini sering disebut sebagai indikator kinerja utama (KPI) yang sederhana namun kuat.
Apa saja sih metriks keuangan yang perlu diketahui oleh pengusaha?
Real Revenue (Pendapatan Riil)
Real income atau real revenue yang berarti pendapatan riil adalah pendapatan suatu bisnis dalam hal daya belinya. Pendapatan riil merupakan yang benar-benar diterima secara langsung, yang dihasilkan melalui penjualan produk atau jasa yang menjadi tindakan operasional utama bagi suatu usaha.
Gross Margin (Margin Kotor)
Anehnya, beberapa pemilik usaha kecil tidak tahu persis berapa margin kotor untuk produk atau jasa mereka. Margin kotor sendiri adalah pendapatan dari penjualan bersih perusahaan, dikurangi harga pokok penjualan (cost of goods sold/COGS). Dengan kata lain, ini merupakan pendapatan penjualan yang dipertahankan perusahaan setelah mengeluarkan biaya langsung yang terkait dengan produksi barang atau jasa yang dijualnya. Biasanya margin kotor berada di atas 50 persen dari COGS.
Real Profit (Laba Riil)
Beda dengan pendapatan riil, laba riil merupakan pendapatan bersih yang dihasilkan setelah dikurangi oleh semua biaya produksi dan juga pajak. Pengusaha juga harus memastikan untuk tidak mencampurkan pengeluaran pribadi ke dalam pengeluaran bisnis mereka, karena akan mendistorsi keuntungan perusahaan yang sebenarnya.
Cashflow (Arus Kas)
Cashflow adalah raja. Setiap pengusaha harus cermat dalam memaksimalkan arus kas. Arus kas sendiri merupakan kenaikan atau penurunan jumlah uang yang dimiliki oleh bisnis, institusi, atau individu. Dalam bidang keuangan, istilah tersebut berfungsi untuk menggambarkan jumlah uang tunai yang dihasilkan dan dikonsumsi dalam periode waktu tertentu.
Laporan arus kas dapat membantu untuk mengetahui lebih dalam soal kemampuan perusahaan dalam membayar aspek-aspek operasional seperti membayar kewajiban perusahaan (membayar gaji karyawan), dan membayar dividen. Laba bersih juga bisa diketahui dari arus kas yang masuk dan keluar.
Accounts Receivable (Piutang Usaha)
Seringkali diabaikan, account receivable merupakan catatan transaksi yang menjadi dasar dalam menerima uang. Hal ini lebih mengarah kepada penagihan kewajiban pembayaran kepada pihak lain. Piutang merupakan aspek penting dalam analisis fundamental bisnis. Sebab, piutang tergolong sebagai aset lancar, sehingga dapat digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan kreditur untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya tanpa tambahan arus kas.
Accounts Payable (Hutang Usaha)
Selain
account receivable, ada juga account payable atau yang juga biasa dikenal dengan istilah hutang usaha.
Account payable merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus segera dipenuhi dalam jangka waktu tertentu. Hutang usaha wajib selalu di cek secara teratur agar pihak perusahaan bisa mengetahui dan juga memahami tanggung jawab yang harus dilakukannya, yakni membayar dan juga melunasi sisa utang.
Catat ya, Be-emers! Siapa tau, penjelasan di atas bisa berguna dalam kamu membangun bisnis, ya kan?
Baca Juga: Financial Barriers, Gimana Cara Mengatasinya?
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.