Floating Cities Illustration Web Bisnis Muda - Image: Flickr
Likes
Problematika seputar global warming memang sudah menjadi momok menakutkan semenjak satu dekade terakhir. Terlebih lagi, terpaan dari dampak global warming ini sudah semakin nyata dan sangat dekat.
Seperti halnya isu yang baru saja ramai diperbincangkan tentang rumor satu-satunya kawah bersalju di Indonesia yang akan punah di tahun 2025 berdasarkan prediksi BMKG. Tak hanya itu, dampak lainnya juga sangat terasa jika diperhatikan dari segi cuca ekstrem yang sudah hampir dirasakan di berbagai daerah di Indonesia.
Bahkan, berdasarkan laporan World Meteorological Organization (WMO), tahun 2020 diklaim sebagai tahun dengan suhu terpanas dalam 3 tahun terakhir. Klaim tersebut juga dikonfirmasi secara resmi oleh pihak BMKG yang menyatakan bahwa dampak tersebut terbukti nyata dengan kenaikan pada suhu permukaan perairan di Indonesia yang semula 26 derajat celcius menjadi 29 derajat celcius.
Selaras dengan hal tersebut, tak heran sepekan terakhir pemberitaan sedang diramaikan seputar kabar bahwa Jakarta terancam akan tenggelam ditahun 2050.
Melansir dari VICE, isu bahwa Jakarta terancam akan tenggelam ditahun 2050 ini dapat terjadi karena terdapat banyak indikator yang sudah mempengaruhi kenaikan air laut. Seperti halnya mulai dari global warming yang berdampak kepada mencairnya lapisan gletser pemicu kenaikan air laut, penurunan pada permukaan tanah (land subsidence), hingga laju urbanisasi yang menjadi pemicu eksploitasi air tanah.
Kendati demikian, biar bagaimanapun juga, rasa peduli terhadap keadaan lingkungan masa kini haruslah ditingkatkan agar tidak memperparah keadaan dan juga bia menemukan solusi-solusi dari problematika yang sangat amat krusial ini.
Beberapa ahli perencanaan tata kota sudah menawarkan opsi sea cities yang ingin diadaptasi untuk menghadapi permasalahan ini. Meringkas dari The Conversation, konsep sea cities ini dapat diterapkan dengan empat strategi agar dapat terlaksana dengan baik.
Strategi pertama yaitu lebih berfokus kepada kebijakan dalam memperkuat sistem infrastruktur pendukung terhadap perlindungan laut yang terus menggerus daerah pesisir. Strategi kedua berfokus kepada membuat serta mengambil kebijakan guna mengakomodasi kenaikan air laut melalui adaptasi secara fisik, sosial, dan ekonomi.
Strategi ketiga berisikan fokus dalam mempersiapkan kota baru dan dengan berat hati meninggalkan kota yang terancam tenggelam. Sedangkan, strategi keempat yaitu menerapkan float cities atau kota terapung. Seperti hal yang diungkapkan oleh BBC, permasalahan ini tak hanya dirasakan oleh Jakarta, melainkan juga dirasakan oleh Shanghai.
Banyak negara yang memiliki problematika serupa sedang berusaha membangun infrastruktur agar konsep floating cities dapat diproyeksikan dengan baik seperti halnya yang diproyeksikan oleh Belanda.
Kalau menurut kamu, apakah konsep floating cities ini menarik dan bisa benar-benar diterapkan, Be-emers?
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.