Lindungi Pasar, China Mulai Uji Coba Pajak Properti Illustration Web Bisnis Muda - Canva
Likes
Beredar kabar bahwa Dewan Negara China akan mulai melakukan proses uji coba penetapan pajak properti. Kebijakan tersebut akan diberlakukan bagi pemilik properti hunian di beberapa daerah.
Mengutip dari Bloomberg dari kantor berita Xinhua, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China sebagai badan legislatif tertinggi telah menyetujui pemberlakuan rencana tersebut.
Peraturan baru ini berfungsi untuk mengatur rasionalitas pembelian properti, yang akan berlaku selama 5 tahun. Namun, hingga saat ini China belum mengumumkan perihal keputusan daerah-daerah mana saja yang akan menjalani uji coba.
Sejak kepemilikan rumah privat mulai diperkenalkan pada tahun 1998, harga properti di China sempat melambung tinggi ke angka di luar jangkauan lho, Be-emers! Kondisi tersebut membuat pemerintah harus menghadapi banyak kabar-kabar dan spekulasi yang beredar.
Sebelumnya, pihak berwenang di China sempat melakukan uji coba pajak properti pada tahun 2011 di Shanghai dan Chongqing. Kebijakan tersebut menetapkan pungutan biaya untuk rumah kedua dan juga rumah mewah setiap tahunnya.
Berdasarkan undang-undang yang ditetapkan pada tahun 1986, saat ini hunian yang dimiliki oleh individu saat ini bukanlah sebuah subjek perpajakan. Tetapi, properti komersial yang ada dikenakan pajak tahunan.
Tahun lalu, pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah dari para pengembang telah mencapai 8,4 triliun yuan atau setara dengan Rp 18.618 triliun dari hasil penjualan tanah. Angka yang fantastis ya, Be-emers!
Namun, salah satu pengamat sektor properti di China menyampaikan bahwa kebijakan atau beleid tersebut merupakan hal yang belum diketahui kejelasannya.
Liu Yuan, selaku Vice President untuk riset properti Centaline Group, mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui perbedaan kebijakan baru ini jika dibandingkan dengan uji coba sebelumnya yang dilakukan di Shanghai dan Chongqing.
Ia berpendapat bahwa detail yang belum diungkap secara lengkap oleh pemerintah bertujuan untuk menjaga ekspektasi. Selain itu, penundaan publikasi lengkap soal kebijakan ini juga bertujuan dalam melindungi pasar properti yang berlangsung agar rebound harga rumah tidak terjadi.
Pertama kalinya dalam 6 tahun, harga rumah di China mengalami penurunan. Tak hanya itu, seiring dengan krisis utang Evergrande Group dan melambatnya pergerakan sektor properti, penurunan juga dirasakan pada aspek penjualan yaitu sebesar 16,9 persen pada September secara tahunan.
Melansir dari Bloomberg, baru-baru ini China memberlakukan pelonggaran pembatasan kredit pinjaman rumah di beberapa bank terbesar yang ada di negara Tirai Bambu tersebut.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.