Kebiasaan Flexing Crazy Rich Apa Dampaknya?

Flexing atau suka pamer ilustrasi. Image Canva

Flexing atau suka pamer ilustrasi. Image Canva

Like

Flexing ramai diperbincangkan setelah banyak orang-orang yang dijuluki crazy rich muncul di jagat sosial media dengan berbagai barang mewah. Istilah flexing ini digunakan untuk seseorang yang sering pamer kekayaan. Sosial media milik orang-orang kaya ini sudah seperti wadah untuk menyalurkan hobi flexing mereka.

Flexing memang bukan sesuatu hal yang negatif, namun fenomena kasus afiliator binomo belakangan menjadikan flexing memiliki konotasi yang cukup negatif. Pandangan negative soal flexing sendiri juga muncul karena beberapa oknum yang sering melakukan hal ini kedapatan memamerkan harta kekayaannya dari hasil kasus penipuan.

Lalu apakah hobi flexing seperti saldo ATM, uang yang bertumpuk, pakaian mahal, jet pribadi, liburan ke luar negeri, tas mewah, mobil mewah, dan sederet barang mewah lainnya ini berdampak pada kehidupan sosial?

Nah Be-emers, tujuan flexing atau pamer ini dilakukan untuk mencapai beragam tujuan, di antaranya menunjukan status dan posisi sosial, menciptakan kesan bagi orang lain, dan menunjukan kemampuan.
Menurut pakar bisnis Rhenald Kasali, flexing seringkali dipakai sebagai strategi pemasaran. Flexing secara halus umumnya dilakukan para pembicara, melalui Curricululm Vitae  mereka akan menjelaskan latar belakang pendidikan, pencapaian, penghargaan dan lain-lain.

Flexing dalam hal ini bertujuan baik agar pendengar atau peserta yang hadir yakin dengan kapasitas dan kemampuan pembicara. Sebagian orang juga melakukan flexing dengan memamerkan prestasi, hasil pencapaian pekerjaan, penghargaan di media sosial mereka. Alih-alih promosi diri malah mendapatkan kesan norak, sombong, yang akhirnya merugikan diri sendiri.


 

Flexing atau suka pamer ilustrasi. Image Canva

Flexing atau suka pamer ilustrasi. Image Canva



Efektifkah flexing pengaruhi persepsi publik? Sebab Flexing ini juga seringkali dijadikan salah satu cara untuk menghargai keberhasilan seseorang, tetapi memang bisa jadi bermasalah apabila dilakukan secara berlebihan dan terkesan merendahkan orang lain.

Flexing ini tidak masalah sebetulnya Be-emers, selama barang yang dipamerkan adalah milik pribadi dan hasil pencapaian diri, itu merupakan hal yang wajar. Akan tetapi, apabila flexing dilakukan untuk menutupi kekurangan dirinya, justru ia tidak akan mengatasi akar masalahnya.

Buat Be-emers, sedikit tips untuk kalian menghadapi teman atau rekan kerja yang suka Flexing. Cuek adalah jawabanya! Menjadi cuek saat ada yang flexing menjadi pilihan yang tepat untuk kita karena jika menjadi motivasi untuk kita sih itu baik-baik aja, tapi kalau itu malah dijadikan sebagai bahan untuk membanding-bandingkan diri dan menjadikan kita down sebaiknya abaikan saja ya Be-emers.