Ngobrol Asyik: Alokasi Gaji Agar Tetap Gaul dan Tidak Boncos

Ngobrol Asyik Bisnis Muda Day Alokasi Gaji Agar Tetap Gaul dan Tidak Boncos - Image: JIBI/Bisnis/Abdurachman

Ngobrol Asyik Bisnis Muda Day Alokasi Gaji Agar Tetap Gaul dan Tidak Boncos - Image: JIBI/Bisnis/Abdurachman

Like

Be-emers, pernah enggak sih kalian merasa gaji sudah sangat menipis, padahal belum ada satu bulan? Akibatnya, kalian jadi harus menghemat kebutuhan hingga akhir bulan. Hal itu tentu saja menyiksa ya?

Situasi itu sebenarnya bisa disiasati dengan banyak cara kok. Salah satu caranya adalah dengan mengalokasikan gaji bulanan atau pendapatan bisnis kalian. 

Kalau kalian penasaran bagaimana cara mengalokasikan gaji bulanan dengan baik dan benar, simak saja artikel ini. Artikel ini merangkum materi kelas Bisnis Muda Day dengan tajuk Ngobrol Asik bertajuk Alokasi Gaji Agar Tetap Gaul dan Tidak Boncos. 

Di kelas tersebut, Bisnis Muda berbincang dengan Anggia Raniardy, Kepala Tim Komunikasi Publik Lembaga Penjamin Simpanan dan Aris Suhendra, Founder LYLAdventure. Mereka mewakili suara Be-emers yang punya gaji tetap dan Be-emers yang memilih untuk berbisnis.

Baca Juga: Ngobrol Asyik: Perkembangan Investasi Jangka Waktu Dua Tahun, Seberapa Cuan Sih?
 

Jangan Lupa Membuat Pos Keuangan

Setelah menerima gaji, sebaiknya alokasikan gaji tersebut ke dalam pos-pos keuangan. Menurut Anggia Raniardy, pos keuangan adalah pengelompokan pengeluaran berdasarkan kebutuhan sehari-hari. Misalnya pos kebutuhan sehari-hari, pos biaya listrik, pos biaya makan, dan lainnya. 


Sebagai Kepala Tim Komunikasi Publik Lembaga Penjamin Simpanan, Anggia mendapatkan gaji tetap per bulannya. Jadi, Anggia membagikan caranya mengalokasikan gaji ke dalam berbagai pos untuk Be-emers yang juga mendapat gaji tetap karyawan.

Sebelum membuat pos-pos keuangan, jangan lupakan niat yang kuat ya, Be-emers. Sebab percuma saja kalian membuat pos-pos keuangan jika sejak awal kalian belum punya niat kuat untuk disiplin mengalokasikan gaji kalian. 

“Pertama-tama harus memprioritaskan needs dulu, bukan wants. Artinya prioritaskan kebutuhan dan bukan keinginan. Bukan hanya niat memprioritaskan, tapi harus latihan niat,” kata Anggia. Setelah mengetahui kebutuhann sehari-hari, pos-pos keuangan baru bisa dirancang.

Setiap Anggia menerima gaji bulanan, dia langsung mengalokasikan gajinya ke dalam beberapa pos. Masing-masing pos menerima alokasi dengan persentase yang berbeda-beda. Berikut ini alokasi gaji ala Anggia:
  • 40 persen gaji dialokasikan untuk kebutuhan sehari-hari
  • 30 persen untuk kebutuhan cicilan
  • 20 persen untuk ditabung 
  • 10 persen untuk dana darurat
 

Mengalokasikan gaji setiap bulan bisa menjadi solusi agar tidak boncos sampai akhir bulan (Sumber gambar: pexels.com/@maitree-rimthong

Mengalokasikan gaji setiap bulan bisa menjadi solusi agar tidak boncos sampai akhir bulan (Sumber gambar: pexels.com/@maitree-rimthong)

 

Jangan Lupa Investasi dengan Aman

Nah, setelah gaji dialokasikan ke dalam beberapa pos, mungkin masih ada sisa gaji. Jangan dihabiskan ya, Be-emers. Lebih baik uangnya digunakan untuk berinvestasi. Saat ini banyak sekali instrumen investasi yang ramah pemula, kok. 

Untuk instrumen investasi, Anggia yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan tetap memilih berinvestasi di saham. Alasannya, penghasilannya tetap. Jadi dia bisa lebih mudah mengatur alokasi dana investasi dan memantau pergerakan harga.

“Tapi aku juga masih belajar, jadi harus sering banyak tanya ke orang yang lebih berpengalaman juga. Harus tanya dan belajar dari kanan kiri,” kata Anggia. Selain itu, Anggia selalu memastikan produk investasi yang dia pilih dijamin keamanannya oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). 

Berbeda dengan Anggia, Aris Suhendra yang merupakan founder LYLAdventure lebih memilih berinvestasi dengan tabungan dan deposito. Alasannya, Aris sudah cukup sibuk berbisnis. Dia jadi tak punya waktu untuk memantau pergerakan harga saham atau mempelajari suatu instrumen lebih dalam. 

“Aku biasanya pakai tabungan dan deposito. Selain aman dijamin oleh LPS, aku sudah tahu akan dapat bunga berapa, bisa diambil kapan jatuh temponya. Jadi memang low risk,” kata Aris. 

Jadi, bagi Be-emers yang punya gaji tetap, mungkin kalian bisa mempraktekkan pengalokasian gaji dari Anggia. Sedangkan bagi kalian yang berbisnis, bisa lho tetap mengatur keuangan dengan tertib.

Buat saja pos-pos pengeluaran kalian. Lalu, jangan lupa pilih instrumen investasi yang aman dan rendah risiko. Selamat mencoba ya!





Editor: Rachma Amalia