Perang Rusia-Ukraina Jadi Masalah Pertumbuhan Ekonomi Global 2023

Protes Perang Rusia Ukraina. (Foto: Canva)

Protes Perang Rusia Ukraina. (Foto: Canva)

Like

Perang yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina mengancam pertumbuhan ekonomi global di tahun 2023, seperti yang dilaporkan beberapa sumber. Bagaimana analisisnya?

Organization for Economic Cooperation and Development memprediksi ekonomi global hanya akan tumbuh 2,2 persen tahun depan. Banyak faktor yang melatarbelakangi, namun Perang Rusia-Ukraina yang menjadi kekhawatiran utama.

Perang antara Rusia dan Ukraina pecah pada Februari 2022 setelah Rusia mengeluarkan pernyataan resmi untuk berperang dengan Ukraina. 

Sembilan bulan setelah perang pecah banyak hal yang terjadi, mulai dari sanksi negara Barat untuk Rusia hingga Rusia yang resmi resesi pada Bulan November.
 

Dampak Perang pada Ekonomi Global 2023


The New York Times telah menyusun laporan yang menghimpun data dan laporan dari lembaga-lembaga keuangan dunia. 


Baca Juga: Resmi, Rusia Resesi! Winter is Coming?

Dalam laporannya, The New York Times mengutip Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mengatakan inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih lambat adalah harga mahal yang harus dibayar ekonomi global untuk perang Rusia di Ukraina.

IMF bulan lalu telah memperingatkan bahwa perekonomian dunia akan menghadapi “badai”. Jika pemerintah negara salah menangani perang dan inflasi maka bisa terjadi resesi dan penurunan pertumbuhan global yang drastis.

“Yang terburuk belum datang, dan bagi banyak orang tahun 2023 akan terasa seperti resesi,” kata IMF dalam laporannya.

OECD mengatakan dampak dari perang Rusia telah secara substansial membalikkan keuntungan ekonomi yang mulai dicapai negara-negara setelah berakhirnya lockdown pandemi tahun lalu, ketika ekonomi global tumbuh 5,9 persen.

Negara-negara global tidak akan langsung resesi, tetapi berbagai masalah mulai dari high energy cost, biaya bahan pangan tinggi, kenaikan suku bunga, hingga utang negara yang meningkat akan membuat ekonomi global semakin rapuh.

Pertumbuhan global akan melambat menjadi 2,2 persen pada 2023 dari 3,1 persen tahun ini, sebelum pulih sedikit pada 2024, kata laporan itu.

Dampaknya bisa tidak merata, ekonomi AS dan kawasan euro diperkirakan turun sebelum mengalami kenaikan secara moderat pada tahun 2024.

Inggris, sebaliknya, akan menderita resesi yang panjang, dengan ekonomi menyusut 0,4 persen tahun depan sebelum tertatih-tatih menuju pemulihan yang dangkal pada 2024. 

Baca Juga: Peringati Soal Resesi, Jeff Bezos Sarankan Bijak dalam Keuangan

Pertumbuhan 2023 akan sangat bergantung pada pasar ekonomi Asia yang akan mencapai hampir tiga perempat pertumbuhan global tahun depan.

Perekonomian Cina kemungkinan akan tumbuh 4,6 persen pada tahun 2023. Sementara India akan tumbuh dengan laju 5,7 persen yang kuat.

Mathias Cormann, sekretaris jenderal OECD, mengatakan bahwa berakhirnya perang dan perdamaian yang adil bagi Ukraina akan menjadi cara paling berdampak untuk mempengaruhi prospek ekonomi. 

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.

Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!

Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.