Janet Yellen: AS Tidak Akan Resesi Tahun Depan

Janet Yellen di CBS 60 Minutes. (Foto: Twitter 60 Minutes)

Janet Yellen di CBS 60 Minutes. (Foto: Twitter 60 Minutes)

Like

Proyeksi resesi menghantui hampir semua negara di dunia, tidak terkecuali negara besar seperti AS. Namun, Janet Yellen menyebut bahwa ekonomi AS masih akan aman tahun depan.

Sebagai negara yang memiliki kekuatan besar dari beberapa sektor, Amerika Serikat sering dijadikan acuan atau rujukan untuk keadaan ekonomi global. 

Sepanjang tahun 2022, inflasi Amerika Serikat sendiri cukup tinggi hingga mencapai 8 persen. Namun, mendekati akhir tahun inflasi negara tersebut justru mengalami penurunan.

Ini menjadi analisis yang baik bagi ekonom dan orang-orang Amerika Serikat karena ada kemungkinan Amerika Serikat akan terbebas dari resesi tahun 2023 dengan melihat inflasi yang terus menurun. 

Data tersebut yang menjadi acuan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen, mengatakan mengenai situasi ekonomi AS tahun 2023. 


Baca Juga: Profil Janet Yellen, Wanita Pertama yang Tanda Tangani Dolar AS
 

Janet Yellen: Ekonomi AS Aman 2023


Janet Yellen merupakan Menteri Keuangan Amerika Serikat dalam era Presiden Joe Biden ini. 

Dalam wawancaranya dengan CBS 60 Minutes, ia mengemukakan pandangannya seputar arah ekonomi yang dia lihat, termasuk prospek inflasi dan pasar tenaga kerja.

Seperti yang dilaporkan Insider, data perekonomian AS baru-baru ini menunjukan bahwa arah pergerakan perekonomian sudah menuju arah yang benar. 

Ada 263.000 gaji yang dibayarkan bulan November, harga tetap tinggi dan Federal Reserve telah memilih untuk secara agresif melawan inflasi dengan menaikkan suku bunga, yang oleh beberapa anggota parlemen dikhawatirkan memicu resesi.

Yellen mengatakan bahwa meskipun ada risiko resesi, dia berharap orang Amerika tidak akan merasakan tekanan pada dompet mereka lebih lama lagi.

"Saya percaya inflasi akan lebih rendah," kata Yellen. "Saya sangat berharap pasar tenaga kerja akan tetap sehat sehingga orang dapat merasa nyaman dengan keuangan dan situasi ekonomi pribadi mereka."

"Ada risiko resesi," tambahnya. "Tapi jelas, menurut saya, itu bukan sesuatu yang diperlukan untuk menurunkan inflasi."

Yellen mencatat bahwa harga gas dan biaya pengiriman telah turun sementara pasar tenaga kerja tetap kuat, itulah sebabnya dia berpikir bahwa pada akhir tahun depan, akan ada pengurangan inflasi yang substansial selama tidak ada kejutan yang tak terduga.

Baca Juga: Belajar dari Great Resignation di AS, Kenapa Banyak Anak Muda Memilih Resign?
 

Kenaikan Suku Bunga


Di AS akan segera dilaksanakan Federal Open Market Committee (FOMC), diperkirakan Federal Reserve akan mengumumkan kenaikan suku bunga lagi.

Selama empat pertemuan terakhir, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 0,75 poin persentase - taktik paling agresif yang diambil bank sentral negara sejauh ini untuk memerangi inflasi.

Sementara Ketua Fed Jerome Powell mengindikasikan bahwa kenaikan bisa melambat pada pertemuan Desember ini, dia mengingatkan bahwa kenaikan akan bertahan selama inflasi tetap tinggi.

Baik Yellen dan Powell sebelumnya mengatakan bahwa menurut mereka mungkin bagi AS untuk melawan inflasi sambil menghindari resesi, yang juga dikenal sebagai soft landing.

Tetapi jika skenario terburuk AS mengalami resesi tahun depan, bisa jadi tidak akan seburuk yang diperkirakan dan berbentuk resesi bergulir.

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.