Pakistan Krisis Ekonomi, Pasar dan Mall Diminta Tutup Lebih Awal

Pakistan Krisis Ekonomi. (Foto: Canva)

Pakistan Krisis Ekonomi. (Foto: Canva)

Like

Pakistan dikabarkan mengalami krisis ekonomi dipicu harga energi global yang melonjak tahun lalu. Krisis ekonomi ini menyebabkan pasar dan mall diminta untuk tutup lebih awal.

Negara Pakistan memang diketahui sudah mengalami penyusutan keuangan sejak 2022. Bahkan menteri keuangannya sempat mengundurkan diri dan digantikan orang lain di tengah krisis. 

Pakistan mengalami sejumlah masalah, mulai dari utang yang menumpuk, biaya impor energi yang membengkak, dan cadangan devisa yang menyusut.

Perekonomian global yang juga sedang dalam masa sulit dan bencana alam berupa banjir bandang yang terjadi di Juni-Oktober 2022 semakin memperburuk keadaan negara. 
 

Krisis Pakistan, Pasar dan Mall Tutup Lebih Awal


Mengutip dari BBC, pemerintah Pakistan telah memerintahkan pusat perbelanjaan dan pasar tutup lebih awal setiap hari karena negara tersebut menghadapi krisis ekonomi.


Menteri Pertahanan Khawaja Asif mengatakan langkah-langkah itu akan menyelamatkan negara tersebut sekitar 62 miliar rupee Pakistan atau sekitar US$274,3 juta.

Baca Juga: Pakistan Bakal Jadi Negara Ekonomi Terbesar di 2075, Kata Goldman Sachs

Salah satu hal yang menyebabkan krisis adalah melonjaknya harga energi global tahun lalu yang semakin menekan keuangan Pakistan.

Pakistan menghasilkan sebagian besar tenaganya menggunakan bahan bakar fosil impor. Untuk membayar impor energi tersebut, negara membutuhkan mata uang asing, terutama dolar AS.

Pemerintah Pakistan memiliki US$11,7 miliar mata uang asing yang tersedia bulan lalu setelah cadangannya turun sekitar 50 persen tahun lalu.

Itu hanya cukup untuk menutupi sekitar satu bulan dari semua impor negara, yang sebagian besar adalah energi.

Asif mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa (24/01) bahwa pusat perbelanjaan dan pasar harus tutup pada pukul 20.30 waktu setempat dan departemen pemerintah telah diperintahkan untuk mengurangi konsumsi listrik mereka sebesar 30 persen.

Sementara itu, produksi kipas angin listrik yang tidak efisien akan dilarang mulai awal Juli.
 

Ekonomi Pakistan Kolaps Bertahun-Tahun


Pakistan, sebagai negara yang berpenduduk 220 juta orang ini telah berjuang selama bertahun-tahun untuk menstabilkan perekonomiannya.

Pada 2019 Pakistan mendapatkan dana talangan US$6 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF), sementara pada Agustus tahun lalu menerima tambahan US$1,1 miliar.

Baca Juga: Di Tengah Krisis Global, Kok yang Kaya Makin Kaya?

Pemerintah Pakistan juga sedang bernegosiasi dengan IMF mengenai penundaan pencairan dana bailout lainnya sebesar US$1,1 miliar.

Keuangan Pakistan juga terkena dampak tahun lalu oleh banjir dahsyat yang melanda negara itu. Pada bulan Oktober, Bank Dunia memperkirakan bahwa banjir telah menyebabkan kerusakan sebesar US$40 miliar di negara tersebut.

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.