Tips untuk Rasakan Gurihnya Cuan dari Saham IPO! Penasaran?

Cuan Saham IPO. (Ilustrasi: Canva)

Cuan Saham IPO. (Ilustrasi: Canva)

Like

Mau untung cepat dari saham? Beli saham IPO aja, beli di pasar primer dan langsung jual di pasar sekunder.

Namun, tidak semua saham IPO dapat menghasilkan ARA di hari pertama listing. Ada yang hanya sekadar berada di posisi hijau, BEP, merah, bahkan ada yang langsung dibuka ARB. 

Lalu bagaimana memilih saham IPO agar kita merasakan gurihnya cuan ARA? Bagaimana juga potensi per-IPO-an ke depan di Bursa Efek Indonesia? Simak dengan seksama penjelasan berikut ini!

Setiap perusahaan pasti ingin melakukan ekspansi untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dan di sisi lain perusahaan pastinya ingin melunasi utang yang dimilikinya. Akan tetapi, seringkali rencana tersebut terkendala oleh keterbatasan modal.

Sebenarnya bisa saja perusahaan meminjam ke bank, namun yang namanya pinjaman tentu wajib dibayar, sehingga hanya menambah beban atau liabilitas perusahaan.


Baca Juga: Yuk, Simak Tips Ini Sebelum Beli Saham IPO!

Kemudian, perusahaan juga bisa meminta kembali pada investor existing, namun mungkin jumlahnya tidak besar, apalagi jika sang investor bukan seorang konglomerat.

Maka solusi terbaik untuk mewujudkan rencana ekspansi dan melunasi utang adalah Initial Public Offering (IPO).
 

Initial Public Offering (IPO).


IPO atau Penawaran Umum Perdana Saham merupakan peristiwa di mana perusahaan menerbitkan saham baru dari portepel kepada publik melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan demikian, perusahaan akan menjual sebagian kepemilikan kepada publik sekaligus mendapatkan dana segar dari sana.

Perusahaan yang telah melakukan IPO akan menjadi perusahaan publik (Tbk atau Terbuka) dan disebut sebagai Emiten. Pastinya terdapat banyak persyaratan dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh perusahaan, baik sebelum maupun setelah IPO.

Di Indonesia, perusahaan yang telah melantai pada Bursa Efek Indonesia per 3 Februari 2023 berjumlah 836 emiten. Angka ini masih lebih kecil dibandingkan Bursa Malaysia yang berjumlah 969 emiten.

Bahkan masih terlampau sangat jauh jika dibandingkan dengan Japan Exchange Group (JPX, Bursa Saham Jepang) yang berjumlah 3.789 emiten.

Berdasarkan data tersebut berarti masih sangat tinggi peluang kedepannya dalam meraih cuan melalui IPO. Khalayak umum menyebut style ini IPO Hunter.

Apakah setiap perusahaan IPO harus kita beli? Tentu saja tidak. Untuk meraih cuan ARA atau minimal berada di posisi hijau dan terhindar dari ARB, maka para IPO Hunter harus membaca prospektus dengan seksama dan perhatikan poin berikut ini.
 

Tips untuk IPO Hunter


1. Sektor dan Subsektor

Pilihlah calon emiten dari sektor dan subsektor yang sedang booming.
 

2. Tokoh Dibalik Emiten

Hindari calon emiten yang terdapat tokoh tidak berintegritas.
 

3. Underwriter dan Jumlahnya

Hanya underwriter tertentu yang dapat mengawal listing dengan baik (ARA). Underwriter tunggal lebih berpotensi ARA dibandingkan underwriter yang banyak.
 

4. Besaran Nilai Emisi

Nilai emisi yang jumbo akan sulit "terbang".

Baca Juga: Mengenal Istilah Clawback dalam e-IPO

5. Nilai Nominal, Fundamental, dan Valuasi

Semakin dekat jarak antara nilai nominal dengan harga pelaksanaan, semakin sehat dan bertumbuh kinerja fundamental.

Semakin murah valuasi saham, maka akan semakin besar potensi cuan bahkan hingga ARA berjilid-jilid.
 

6. Papan Pencatatan

Terdapat 3 papan pencatatan, utama, pengembangan, dan akselerasi. Sebaiknya hindari pembelian saham IPO dari papan akselerasi.
 

7. Penggunaan Dana IPO

Penggunaan dana yang baik adalah yang mayoritas untuk ekspansi bukan membayar utang. Perhatikan juga apakah ada transaksi afiliasi, karena hal ini harus dihindari.
 

8. Harga Penawaran dan Rentangnya.

Harga penawaran di kisaran Rp100-an lebih berpotensi ARA berjilid-jilid. Terkait rentang harga penawaran, semakin sempit rentang harga maka semakin bagus. Ini menandakan manajemen yakin terhadap dana yang ingin didapatkan.
 

9. Waran: Rasio dan Harga Pelaksanaannya

Adanya waran dalam IPO merupakan pemanis dan risk buffer bagi IPO Hunter. Semakin kecil rasio saham berbanding waran, maka akan semakin menguntungkan.

Harga pelaksanaan waran juga harus lebih tinggi dibandingkan harga saham induk, semakin tinggi harga pelaksanaan waran dibanding harga saham induk akan semakin cuan.
 

10. Hasil Penjatahan

Jika hasil penjatahan di atas 100 juta lebih kecil dibandingkan di bawah 100 juta, maka berpotensi ARA. Semakin kecil persentase penjatahan, maka semakin baik.
 

11. Beli di Pasar Primer, Jual di Pasar Sekunder

Jangan pernah sekalipun para IPO Hunter untuk membeli kembali saham yang baru listing di pasar sekunder.
 

12. Bersyukur

Selalu bersyukur berapapun cuan yang didapatkan dan jangan pernah serakah.
 

13. Jual dan Sisakan Sebagian

Pada umumnya pada hari ketiga, para IPO Hunter sudah harus menjual sebagian besar lot untuk mengamankan modal dan cuan, serta menyisakan sebagian kecil lot di portofolio.

Jika harga terus naik, maka sebuah keuntungan. Jika harga malah turun, maka tidak ada risiko yang harus ditanggung.

Bagaimana dengan tipsnya? Semoga bermanfaat dan semakin cuan

Punya opini untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.