Sering Pura-Pura Bahagia? Bisa Jadi Kamu Kena Duck Syndrome!

Pura-pura bahagia duck syndrome (Foto: Freepik)

Pura-pura bahagia duck syndrome (Foto: Freepik)

Like

Kalian pernah melihat seseorang terlihat bahagia di depan banyak orang, tapi ketika sendirian ia murung? Kalau pernah atau kalian mengalami hal tersebut, berarti kalian sedang mengalami duck syndrome nih.

Sebagai manusia yang hidupnya selalu bersinggungan dengan orang lain, kita tidak bisa menghindari keadaan-keadaan tertentu. Apalagi manusia dikenal dengan makhluk yang sangat kompleks penuh dengan perasaan.

Sifat dan karakteristik manusia juga beragam. Ada yang nyaman di keramaian, ada juga yang lebih nyaman dalam keheningan.

Tapi, di tengah aktivitas yang padat enggak mungkin tidak bertemu dengan orang lain. Bisa saja di saat-saat tertentu ketika suasana hati sedang tidak baik kita dipaksa untuk tampil sesuai ekspektasi orang lain.

Maka enggak jarang ada orang-orang yang terlihat bahagia saat di keramaian, tapi saat sendirian ia larut dalam kesedihannya sendiri. Ini yang dinamakan dengan duck syndrome.
 

Lalu, apa yang dimaksud duck syndrome?



Dilansir dari Bisnis.comduck syndrome adalah ketika seseorang mencoba menciptakan ilusi kehidupan yang sempurna dan bekerja keras menutupi kekurangan semua hal itu.
 

Mengapa hal tersebut diibaratkan bebek?


Hal itu dikarenakan bebek terlihat meluncur sempurna di permukaan air, sementara jika dilihat dari bawah air, bebek tetap mendayung dengan kakinya. Istilah tersebut terkenal pertama kali dikalangan mahasiswa Universitas Standford.

Terlebih lagi kini dengan perkembangan media sosial yang semalin luas banyak orang menampilkan sisi baik dan bahagia di sosial media. Padahal di dunia nyata belum tentu orang tersebut sama seperti apa yang ditampilkan di media sosialnya.
 

Apa saja gejala duck syndrome yang bisa kalian ketahui?

  1. Merasa orang lain lebih baik
  2. Merasa dirinya memiliki tuntutan hidup
  3. Takut mendapatkan kritik sehingga menampilkan hal baik
  4. Merasa orang lain memanipulasi situasi untuk menguji kinerjanya

Jika berkepanjangan, duck syndrome dapat menyebabkan memperburuk kesehatan mental, seperti cemas, depresi dan lainnya. Jalan satu-satunya untuk mengatasi duck syndrome dengan terapi oleh psikoterapi.

Bisa juga ditambah mengonsumsi obat anti depresi yang sesuai anjuran dokter. Selain itu, cara mengatasi duck dynrome lainnya adalah dengan mempelajari manajemen waktu, menetapkan batasan diri, dan berbicara dengan orang yang dicintai.

Kira-kira, kalian sedang mengalami duck syndrome enggak nih Be-emers? Komen di bawah ya!.

Punya opini untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.