Ulasan Film Atonement: Antara Kenyataan dan Imajinasi!

Atonement. (Foto: IMDB)

Atonement. (Foto: IMDB)

Like

Be-emers pernah dengar film berjudul Atonement? Film ini sempat ramai di sekitar tahun 2007-2008. Meskipun sudah lama, film ini masih menarik dan pelajarannya masih relevan hingga saat ini. Simak ulasannya di sini!

Atonement, film yang dirilis pada tahun 2007 ini mengisahkan tentang seorang anak perempuan yang gemar menulis bernama Briony Tallis.

Briony baru saja selesai menulis drama yang akan diperankan bersama dengan saudara-saudaranya. Oleh karena kegemarannya menulis, Briony terbiasa menggunakan khayalan imajinatifnya. Hal itu menjadi permasalahan utama dalam film bergenre romantis dan misteri ini.

Pada film ini, diceritakan bahwa Briony seperti memisahkan dua sejoli yang berjodoh. Ia salah paham dan menyebabkan kakaknya, Cecilia, harus berpisah dengan pria yang dikasihinya, Robbie, yang dipenjara atas tuduhan pemerkosaan yang dilontarkan oleh Briony.

Baca Juga: 5 Drakor Underrated Ini Ternyata Wajib Ditonton!


Singkat cerita, Robbie yang harus menjalani rangkaian hukuman dan tidak dapat bersama dengan Cecilia sampai akhir hayatnya karena keduanya meninggal dengan miris di tempat dan waktu yang berbeda.

Di akhir film, Briony sudah menjadi penulis novel terkenal dan menceritakan bahwa ia menebus kesalahannya dengan mempertemukan Cecilia dan Briony di akhir yang bahagia, meskipun itu hanya cerita fiktif pada novelnya.
 

Implementasi di Dunia Nyata


Film tersebut memiliki korelasi dengan kehidupan penelitian, khususnya bagi seorang peneliti kualitatif. Seorang peneliti enggak boleh kayak Briony yang menilai seseorang hanya berdasarkan penglihatannya tanpa diperkuat dengan bukti-bukti lain.

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan di dalam buku karya Sandu Siyoto dan Ali Sodik (2015) bahwa seorang peneliti kualitatif harus bersifat objektif, kompeten, dan faktual. Peneliti harus mampu menelaah dan membedakan mana opini mana fakta, mana keadaan nyata atau hanya prasangka pribadi.

Ia wajib banget berargumen dengan dasar referensi dan fakta-fakta yang cukup. Peneliti juga harus memiliki keterampilan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menggunakan data tersebut untuk mendapatkan hasil akhir yang akurat.

Peneliti perlu membaca banyak sumber referensi, mengikuti berita terkini, dan banyak mengunjungi tempat penting. Hal-hal tersebut tentunya penting untuk dilakukan agar seorang peneliti memiliki keterampilan yang baik dalam membangun argumen pondasi yang kuat untuk menentukan kualitas hasil penelitiannya.

Baca Juga: 8 Film Hollywood yang Tayang di 2023, Layak Ditunggu!

Sebaliknya, peneliti sangat tidak boleh bersikap subjektif dengan menggunakan perspektifnya sendiri tanpa diperkuat dengan bukti-bukti lain dan argumen pendukung, seperti yang Briony lakukan itu.

Namun, sebenarnya nilai yang paling penting dimiliki oleh seorang peneliti adalah sikap jujur. Penelitian itu harus merefleksikan keadaan nyata yang terjadi di lapangan. Oleh sebab itu, peneliti tidak boleh memanipulasi penelitiannya hanya berdasarkan opini pribadi.

Seorang peneliti pun juga harus cermat dalam menggunakan data agar apa yang ia dapatkan itu yang paling faktual dan aktual. Buat kalian-kalian yang lagi sering bikin esai penelitian baik di sekolah atau di kampus, hati-hati ya. Jangan sampai kayak si Briony hehehehe

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.