Pernah Dengar Kearifan Lokal Moh Limo? Ternyata Ini Artinya!

Berjudi sebagai salah satu hal yang ditentang nilai ‘Moh Limo’ (Sumber gambar: bacaanmadani.com)

Berjudi sebagai salah satu hal yang ditentang nilai ‘Moh Limo’ (Sumber gambar: bacaanmadani.com)

Like

Ada banyak sekali kearifan lokal yang masih berseliweran di lingkungan kita. Indigenous knowledge atau kearifan lokal, masih sangat populer di kehidupan masyarakat Indonesia. Ada satu kearifan lokal bernama moh limo yang akan kita bahas di sini.

Kearifan lokal seperti upacara-upacara adat dipercaya memberikan keberkahan dan kesejahteraan dari leluhur kepada generasi saat ini. Kearifan lokal lain juga memiliki makna yang tidak kalah filosofis.
 

Kearifan Lokal Moh Limo


Salah satu kearifan lokal yang akan kita bahas disini adalah moh limo. Moh limo ini adalah prinsip nilai hidup yang digagas oleh Sunan Ampel, yang bermakna tidak mau melakukan lima hal.

Baca Juga: Masyarakat Harus Sadar Pentingnya Kearifan Lokal

Pertama, ‘moh maling’ yang diakui oleh masyarakat sebagai orang jahat yang merampas milik warga. Kedua, ‘moh main’ yang dianggap perbuatan keji karena melakukan perjudian.


Ketiga,  ‘moh madhon’ yang dinilai oleh masyarakat sebagai hal yang najis karena bermain dengan banyak perempuan. Dua terakhir, ‘moh mabok’ dan ‘moh madhat’ yang menunjukkan bahwa seseorang mengonsumsi makanan dan minuman terlarang untuk memuaskan hawa nafsunya. 

Namun, apabila kita melihat secara tersirat dengan menggunakan hermeneutik, maka ‘moh limo’ tersebut tidak semuanya buruk. Dua contohnya yaitu ‘maling’ dinilai memiliki keterampilan, kecermatan, dan kelihaian yang akurat untuk mengukur peluang masuk, mendapatkan tujuannya.

Serta, ‘mabok’ yang mana ketika seseorang mabok, terlihat ketulusan dan keaslian orang tersebut pada saat mulai berkata-kata apa adanya karena mabok.

Tapi Be-emers, apabila indigenous knowledge seperti itu dilihat secara tersirat dari perspektif berbeda, kita dapat selalu mengambil sisi positifnya dan dapat menjadikannya sebagai pelajaran kehidupan.

Baca Juga: Meningkatkan Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia

Seperti yang disampaikan oleh Gunter Scholz bahwa semua hal yang terjadi bukanlah kejelasan tunggal, melainkan ada pemaknaan atau interpretasi lain di belakangnya, sama halnya dengan ‘moh limo’ tersebut.

Dengan demikian, kearifan lokal semacam ini bisa banget kita terapin dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah dalam berelasi dengan orang lain atau orang yang benar-benar baru dikenal bahkan, tidak ujug-ujug langsung berburuk sangka.

Eiitss tapi bukan berarti maling ayam tetangga atau selingkuh sama orang lain itu perbuatan yang baik ya. Maksud sebenarnya di sini adalah pada proses perkembangan cara berpikir manusia, kita selalu bisa mencari sisi positifnya yang bisa jadi malah bermanfaat dalam kehidupan. Asalkan individunya paham mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga tidak menjadi mispersepsi.

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.