Richard Branson Korbankan Saham Perusahaan Ruang Angkasa Demi Maskapai Penerbangan

Richard Branson. / Bloomberg

Richard Branson. / Bloomberg

Like

Richard Branson memiliki mimpi membangun bisnis perjalanan ke ruang angkasa. Virgin Galactic Holdings Inc. menjadi perusahaan yang akan merealisasikan mimpinya tersebut. Namun, apa daya, pandemi Covid-19 menerpa dunia hingga meluluhlantahkan industri penerbangan, termasuk Virgin Atlantic yang juga milik Branson. 

Kini, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-70, Branson harus membuat keputusan penting. Membiarkan Virgin Atlantic hancur atau menyelamatkannya dengan menjual saham Virgin Galactic. Lalu, apa yang dipilih oleh Branson?

CEO Virgin Atlantic Shai Weiss mengungkapkan Branson akan membantu perseroan senilai 200 juta pound sterling. 

"Semoga keputusan ini menjadi kado ulang tahun yang bagus untuknya [Branson]," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg pada 15 Juli 2020. 

BACA JUGA: Kebayang Enggak Ada yang Pernah Nolak Tawaran Softbank, Sekarang Kekayaan Dia Udah Mencapai US$990 juta


Namun, dana 200 juta pound sterling yang digelontorkan Branson itu bukan tanpa pengorbanan. Nyatanya, dia menjual sebagian sahamnya di Virgin Galactic untuk bisa mendapatkan dana segar demi menyelamatkan Virgin Atlantic. 

Virgin Galactic adalah perusahaan terbuka di New York Stock Exchange. Sepanjang tahun ini, harga saham emiten berkode SPCE itu sudah naik sebesar 59,56% menjadi US$18,43 per saham. 

Sebenarnya, isu Branson bakal menjual sebagian sahamnya di Virgin Galactic sudah dibahas sejak Mei 2020. Kala itu, Branson disebut akan menjual 25 juta lembar saham Virgin Galactic dengan total nilai US$504,5 juta. 

Jumlah itu hanya sebesar 22?ri total saham yang dimiliki Branson di SPCE. Secara keseluruhan, total nilai saham SPCE yang dimiliki oleh Branson sekitar US$2,32 miliar. Dengan asumsi harga saham SPCE saat itu di level US$20,18 per saham. 


Gagal Dapat Bantuan dari Pemerintah Inggris

Keputusan Branson untuk turun tangan langsung membantu Virgin Atlantic ini setelah maskapainya itu gagal mendapatkan bantuan dari pemerintah Inggris. 

24 Maret 2020, Menteri Keuangan Inggris Raya Rishi Sunak menolak untuk memberikan bantuan kepada bisnis Branson tersebut. Padahal, beberapa hari sebelumnya Sekretaris Transportasi Inggris Raya sudah memberikan isyarat untuk pertimbangan peyelamatan Virgin Atlantic. 

 

Virgin Atlantic. / Bloomberg

Virgin Atlantic. / Bloomberg


Namun, pemerintah Inggris berkata lain setelah memutuskan hanya perusahaan dengan peringkat utang investasi yang akan mendapatkan bantuan penyelamatan. Bantuan itu berbentuk fasilitas pembiayaan korporasi dengan total nilai 330 miliar pound sterling dari Bank of England. 

Di sisi lain, peringkat utang Virgin Atlantic tidak mencapai level investasi, Malah, tiga perusahaan peringkat utama menilai peringkat utang perusahaan Branson itu di level junk atau tidak berharga.

Setelah harapan pupus, pemerintah Inggris sempat memberikan harapan tambahan kepada Virgin Atlantic untuk mendapatkan bantuan dengan syarat dan ketentuan berlaku. Namun, hal itu sirna karena beberapa politisi menilai Branson tinggal di Kepulauan Virgin, salah satu daerah dengan tax haven alias tidak ada pengenaan pajak penghasilan. Hal itu membuat pemerintah Inggris urung membantu Virgin Atlantic. 

Branson sempat berargumen kalau dia menggunakan seluruh keuntungan dari setiap bisnisnya dengan membangun bisnis baru. Taipan asal Inggris itu pun mengaku perusahaannya membayar pajak di negara-negara tempat operasionalnya. 

Sayangnya, argumen Branson itu tidak bisa mengubah opini yang ada, meski pemerintah Inggris tidak secara tegas mengatakan tidak akan membantu Virgin Atlantic. Pemerintah Inggris hanya mengatakan pihaknya akan membantu Virgin Atlantic jika maskapai penerbangan itu sudah berupaya menggunakan seluruh cara yang ada untuk menyelamatkan diri. Seluruh cara yang dimaksud adalah pinjaman dari lembaha keuangan swasta dan pemegang saham. 


Perjuangan CEO Virgin Atlantic untuk Selamatkan Perusahaannya

Sebelum Branson turun tangan dan setelah keputusan pemerintah Inggris, CEO Virgin Atlantic Shai Weiss sudah berupaya mencari bantuan dari 100 lembaga keuangan. Bahkan, Weiss melakukan call conference dengan sekitar 12 investor potensial untuk menyelamatkan perusahaan. 

 

Shai Weiss CEO Virgin Atlantic Airways

Shai Weiss CEO Virgin Atlantic Airways

Pembahasannya antara lain rencana pemulihan Virgin Atlantic dan strategi pertumbuhan bisnis yang menguntungkan dalam jangka menengah. Hasilnya, Davidson Kempner dan Elliott Management Corp. berminat memberikan pinjaman, tetapi jumlah uang tunai yang dikumpulkan masih jauh dari 500 juta pound sterling, nilai bantuan yang diajukan perseroan kepada pemerintah Inggris.  

Di sisi lain, pemegang 49% saham Virgin Atlantic, Delta AirLines, juga lagi senasib dengan perseroan. Maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS) itu tengah tertekan pandemi Covid-19. Hal itu membuat perseroan sulit mencari pinjaman konvensional. 

Alhasil, harapan Virgin Atlantic hanya ada di tangan Branson, pemegang 51% saham perseroan. Di sisi lain, kekayaan Branson berasal dari nilai saham perusahaannya sehingga tidak ada pilihan lagi selain menjual aset yang tidak terdampak pandemi untuk menyelamatkan Virgin Atlantic.

Kabar terkini, Branson sudah mengumpulkan uang sekitar US$450 juta dari aksi jual beberapa asetnya, termasuk Virgin Galactic. Setengah dari dana itu akan digunakan untuk Virgin Atlantic, sisanya untuk bisnis Branson lainnya yang terdampak pandemi. 

Virgin Atlantic pun sudah meminta penundaan pembayaran utang senilai 450 juta pound sterling selama beberapa tahun, terutama untuk utang dalam bentuk layanan seperti, teknologi informasi dan pemasaran. 

CEO Delta Ed Bastian mengaku senang karena Virgin Atlantic mendapatkan dana segar untuk menghadapi dampak pandemi. 

"Sudah beberapa bulan ini sangat sulit dan semua pemangku kepentingan telah berkontribusi besar agar Virgin Atlantic dapat terbang lagi," ujarnya.