Pademi ,Anggaran Keuangan dan pengencangan ikat pinggang

gambar saya pribadi wajah dan gambar saduran tentang perempuan yang emnggunakan neraca anggaran untuk mengatur keuangannya

gambar saya pribadi wajah dan gambar saduran tentang perempuan yang emnggunakan neraca anggaran untuk mengatur keuangannya

Like

Uang dan keuangan selalu menjadi topik bahasan yang akan selalu dikemukakan oleh setiap orang, terlebih berhubungan dengan situasi dan kondisi terkini yang dihadapi masyarakat dunia. Pada umunya di era Covid-19, dimana tidak hanya terjadi pengurangan tenaga kerja, melainkan juga dirumahkannya pekerja dengan alasan sesuai dengan arahan dari pemerintah dan protokoler kesehatan yang didengung-dengungkan oleh WHO dan jajarannya -termasuk di negara Indonesia dengan keberadaan di rumah saja.

Keuntungan yang masih dirasakan oleh masyarakat, khususnya di Indonesia adalah terdapatnya kebijaksanaan pemerintah. Dalam hal ini, masih membuka beberapa sentra yang disinyalir bisa dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, salah satunya adalah pasar tradisional dan supermarket serta minimarket untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.

Itu sangat membantu, sehingga kebutuhan masyarakat bisa terakomodasi secara rool, menjadi wacana masalah baru ketika dihadapkan pada hal yang berhubungan dengan keuangan atau kondisi finansial yang secara tiba tiba hadir tanpa direncanakan terlebih dahulu. Hingga secara dramatis, daya beli akan menurun dengan  terdapatnya tingkat konsumtif yang menurun juga.

Tentang pademi dan pengaturan keuangan tidak akan habis dibahas ketika kita menilik hal-hal yang mungkin dapat diupayakan untuk mengetatkan ikat pinggang kita di masa pademi dan transisi. Terlebih, jikalau kita termasuk pekerja yang tidak tetap misalnya, atau  penghasilan yang kita dapatkan tergantung dari keberadaan sebuah kantor atau perusahaan dimana jika perusahaan itu diminta tutup untuk sementara. hingga kejelasan lebih lanjut dari pemerintah. Atau kita bekerja pada bidang jasa entertaiment, di antaranya artis,penyanyi, atau mungkin paranormal yang sebagian mungkin dan harus mengupayakan beberapa hal supaya hidup bisa berlangsung.

Mengecangkan ikat pinggang bukan berarti kita harus kelaparan dan atau bahkan busung  lapar, setidaknya pemerintah di berbagai lapisan juga sudah berupaya secara maksimal tentang pemberdayaan sembako dan makanan siap saji di kalangan masyarakat manapun. Namun, budaya untuk mengencangkan ikat pinggang, agaknya menjadi sebuah pilihan untuk meminimasir pengeluaran dan kebocoran anggaran, hingga keterlangsungan dana bisa dimanfaatkan hingga beberapa waktu kedepan.


7 Cara Simpel Mengatur Keuangan Pribadi yang Baik! Pasti Bisa Kok!

Catat Keuangan Pribadi.

Sangat rumit dan terkesan bertele-tele mungkin. Namun, ketika kita cermati pelaksanaan aktifitas mencatat keuangan pribadi, terlepas dari keberadaan masyarakat modern dengan pendapatan yang berasal dari bekerja swasta dan atau pegawai negeri pun.

Mereka yang bekerja di sektor agro industri, misal tani dan atau ternak, menjadi sebuah kebutuhan tersendiri untuk mengakumulasi berapa besar pendapatan yang didapat dalam kurung waktu satu bulan, termasuk dicatat dari sektor mana saja selain sektor utama pendapatan yang kita dapat selama sebulan tersebut. Berapa pun jenis pengupayaan kerja yang kita lakukan, semata mata untuk melakukan re-evaluasi terhadap kemampuan kita dalam berpenghasilan hitungan bulanan
 

Buat Anggaran Bulanan

Anggaran secara gampang terbilang antara pemasukan dan pengeluaran. Itu yang paling utama, dimana berfungsi untuk mengontrol terutama di masa pademi dimana tidak jarang, banyak karyawan yang dirumahkan.

Dengan kata lain, sektor sektor yang terkait dengan industri pun tutup. Sehingga, dengan terdapatnya perencanaan anggaran dimana di dalamnya terdapat pemasukan dan pengeluaran, akan sangat berguna untuk mengontrol aktifitas uang yang kita miliki baik secara cash, dalam penggunaan tabungan, maupun ATM dan atau kartu kredit, serta beberapa alat pembayaran online diantaranya Gopay, Ovo dan lain-lain.
 

Atur Pengeluaran degan Bijak.

Pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Kebanyakan hal itu yang dialami sebagian orang di muka bumi, termasuk mungkin saya dan anda.

Menjadi hal yang wajar, mengingat keberadaan manusia yang tidak jauh dari ambisi untuk memuaskan dan memiliki sesuatu yang dirasakannya. Menunjang kehidupannya, bukan berarti hedonis atau berfoya-foya loh!

Mengatur pengeluaran di sini, setelah kita mencatat jumlah pemasukan sebulan. Maka, berkiblat pada pengeluaran bulan sebelumnya, kita mengestimasikan pembiayaan untuk beberapa hal pokok.

Contoh, pengeluaran bayar sewa rumah(jika kost atau sewa rumah), makan sebulan, ongkos untuk beraktifitas, belanja kebutuhan bulanan -misal sembako dan penunjang penampilan sabun, makeup, beberapa (tidak di utamakan hanya pos ketika dirasa ada anggaran lebih) setelah kebutuhan akan sembako terlaksana .

Degan bijak dan cermat, bukan berarti pelit. Maka, seluruh kebutuhan yang dibutuhkan akan diperoleh dan dapat dipenuhi dengan cadangan keuangan yang sudah ada
 

Buat Dana Darurat 

Hidup memang harus selalu optimis, namun kita juga harus mempersiapkan sesuatu sedari awal. Ketika kita sudah bisa mengupayakan pembiayaan diri sendiri dengan karya dan gaji, maka dari anggaran pengeluaran -jika memang berlebih dan atau ada sedikit tersisa- maka usahakan untuk di anggarkan Dana Darurat.

Entah itu untuk kebutuhan darurat yang mungkin kita butuhkan, seperti terjadinya COVID-19 sebagai pademi yang paling tragis di seantero dunia dengan sangat mendadak. Maka, dimana-mana banyak terdapat perumahan karyawan dan penutupan sektor sektor usaha dengan mengalokasikan dana darurat, biasanya dalam bentuk tabungan terpisan dan tidak menggunakan ATM.

Maka, anda bisa bernafas lega pun ketika perusahaan atau instansi dimana anda kerja dengan tiba-tiba memutuskan untuk dilaksanakanya program social distancing dan #dirumahaja anda masih memiliki simpanan untuk memenuhi kebutuhan selama pademi. Meski pemerintah juga sudah mengupayakan pemberian bantuan sembako dan dana tunai, mungkin hal itu menjadi wacana tersendiri mengingat untuk dana makanpun yang saya alami tidak lebih dari 20 ribu rupiah dan 50 ribu rupiah terbesar. Tentunya sangat jauh dari kata cukup, mengingat dan menilik tidak ada-nya bukan hanya sedikit

Tidak adanya warung-warung yang buka untuk sekedar membeli lauk, menjadi sebuah kesulitan tersendiri. Sementara sistem take away juga akan menimbulkan pembengkakan anggaran bulanan, dari yang masak nasi dan beli lauk sekarang harus take away. Jadi, bijaksanalah dengan penisalah tabungan tanpa ATM untuk kondisi darurat anda.
 

Bayar Utang atau Cicilan.

Menjadi sebuah gaya hidup mungkin utang dan atau mengambil sesuatu dengan cara kredit, baik itu utang online yang saat ini bisa di jumpai dengan berbagai aplikasi beragam mulai dari 1 juta hingga lebih, bahkan utang yang berbentuk barang. Contoh kredit mobil dan motor dengan keringanan keringanan yang dijangkau, maka untuk menyiasati keberadaan utang tersebut setidaknya anda harus teliti dalam mengakumulasikan keuangan anda.

Jangan lupa, masukkan pembayaran utang perbulan baik itu karti kredit, cicilan motor dan atau mobil juga rumah dalam budget utama anda. Mengingat akan menyulitkan anda sendiri jika tidak terdapatnya pembarayan secara tepat waktu. Apalagi, jika anda berisiko mengambil utang di BANK swasta atau bank keliling dengan pembayaran harian.
 

Hindari Utang Konsumtif. 

Utang konsumtif hampir menyerupa dengan utang PRODUKTIF. Menjadi pembahasan tersendiri, terutama saat pademi berlangsung dimana banyak yang mengandalkan. Dengan terdapatnya Covid-19, maka nilai anggunan yang sudah diterima bisa dilonggarkan pembayarannya minilal 3 bulan.

Sehingga, pihak terhutang bisa menarik nafas dalam melakukan pembayaran dengan tanpa bunga. Namun, menjadi sebuah kendala ketika kenyataannya UTANG produktif dengan alih-alih modal usaha malah banyak yang menyisahkan bertambahnya bungga dan tidak terjangkaunya pembayaran yang pada akhrinya akan mengakibatnya tersitanya jaminan yang dianggunkan.

Menghindari UTANG KONSUMTIF memang tidak semudah bilang dan berucap semata. Kenyataannya, di masyarakat banyak yang masih sangat konsumtif dengan penghitungan yang kurang teliti.

Mungkin dengan alih-alih membeli mobil  untuk meringankan beban ongkos tanpa memperhitungkan biaya yang harus ditanggung untuk cicilan perbulannya selama sekian tahun. Ditambah dengan biaya perawatan dan harga yang relatif lebih banyak turun dibanding dengan harga awal dimana barang tersebut diambil.

Apalagi untuk membeli pakaian, parfum, sepatu, dan barang barang yang merk dengan menggunakan kartu kredit, maka yang anda dapat hanya nilai yang tidak banyak atau nyaris tanpa nilai ketika barang tersebut sisa pakai hanya akan menambah beban pembiayaan. MAKA, bijaklah dalam menentukan komsumtif apa yang akan anda ambil dalam kehidupan. Jika memang bisa dijangkau dengan sistem pembayaran tunai atau debit, maka itu menjadi lebih baik dan menggurangi beban pembiayaan anda di masa depan.

Dan atau membuat anggaran keuangan menjadi titik tolah pembahasan untuk mengatasi masalah finansial setidaknya untuk memperkecil beban pembiayaan yang harus ditanggung itung itung pengecangkan ikat pinggang ala covid 19 prioritas yang harus anda penuhi :

•    Melunasi hutang anda apapun bentuknya dalam bentuk home credit, kartu kredit atau hutang KPR BTN, bahkan hutang-hutang yang dirasa anda lakukan dalam keseharian.
•    Bayangkan masa tua anda dimana anda akan membutuhkan perawatan dengan pembiayaan yang tidak sedikit maka sedari awal cadangkanlah biaya atau dana untuk hal tersebut setidaknya persiapan di hari tua mungkin pengsiunoan bisa dijadikan gambaran untuk penunjangan dimasa tua hal tersebut bisa anda lakukan dengan cara menabung,investasi dalam beberapa asuransi, dan lain-lain.
•    Pisahkanlah beberapa kebutuhan dimana kebutuhan primer yang harus anda dahulukan diantaranya makan,pembiayaan keseharian aktifitas dan pelunasan hutang hutang jikalau ada serta kebutuhan  sekunder setelah itubaru anda mungkin bisa memenuhi kebutuhan tresier mungkin konsumtif pakaian,sepatu,parfum,kosmetik, dan lain-lain.

Pademi Covid-19 tidak hanya dialami di indonesia saja, melainkan di seluruh belahan dunia. Menjadi waspada dan bijak dalam menyikapi hidup dan cara hidup yang berkaitan dengan UANG dan keuangan serta pengelolaannya agar tidak keteteran, bisa menjadikan kita lebih mandiri,pengencangan ikat pinggang tanpa merasa sesak dan tersakiti bisa dilakukan dengan perencanaan keuangan yang bijak.

Pademi, Anggaran Keuangan, dan pengencangan ikat pinggang kunci menjalani transisi dan new normal serta normal dimasa depan.

Jakarta-Depok 28 Juni 2020,
MeidyAyuTitis.S.H.