Ferry Unardi: Pendiri Traveloka yang Selalu Mengamati Sekelilingnya dengan Cermat

sumber: phinemo.com

sumber: phinemo.com

Like

Memasuki era industri 4.0, perkembangan bisnis kini disertai dengan pengembangannya melalui internet. Dengan menjalankan bisnis berbasis online akan memberikan kemudahan bagi banyak pihak. Jika berbisnis secara online ini diikuti dengan terobosan terhadap kebutuhan masyarakat luas, bisnis tersebut pasti dapat memberikan dampak yang besar juga bagi perekonomian Indonesia.

Kebutuhan Indonesia mengenai fasititas transportasi yang mudah diakses menjadi perhatian berbagai pihak. Begitu juga dengan Ferry Unardi yang melihat adanya peluang bisnis stratup dari industri transportasi ini. Berbagai kekurangan yang diamati dalam dirinya dan lingkungan di sekitarnya, membuat Ferry berani mengambil kesempatan dalam pengembangan bisnis stratup Traveloka.
 

Pencarian jati diri yang membuahkan ide bisnis

Lelaki yang akrab disapa Ferry ini lahir di Padang pada 16 Januari 1988. Dikutip dari finansialku, Bekalnya mengenai dunia IT memang sudah ia dalami dengan berkuliah jurusan Computer Scince and Engineering di Purdue University.

Setelah lulus dari kuliah, Ferry melanjutkan karirnya di Microsoft. Namun, 3 tahun di Microsoft membuat Ferry gelisah karena selalu merasa kurang dan jenuh dnegan pekerjaannya. Dengan membawa kegelisahannya itulah Ferry pergi ke China untuk menyegarkan pikirannya yang berujung pada ketertarikannya untuk mencoba industri travel dan penerbangan.

Sadar akan penetahuannya yang kurang untuk bisa memulai bisnis tersebut, Ferry memutuskan untuk mengambil S2 Bisnis di Harvard University. Di sana ia mempelajari mengenai bisnis startup.
 

Awal mula berdirinya Traveloka

Ide pembuatan bisnis travel berbasis startup ini berawal dari pengalamannya ketika mengalami kesulitan saat hendak memesan tiket dari Amerika ke Indonesia. Pengalaman tersebut membuatnya tertarik untuk mengembangkan sebuah tekmnologi untuk pencarian tiket pesawat dengan teknologi yang lebih modern, fleksibel, dan praktis.


Ferry kemudian memutuskan untuk berhenti berkuliah di Harvard dan mulai serius untuk memulai bisnis tiket pesawat. Ferry berani mengambil keputusan dengan segera tersebut karena melihat pada saat itu bisnis startup di bidang reservasi tiket masih booming dan ngetrend serta banyak juga investor yang berminat akan industri ini.

Dengan melihat kebutuhan pemesanan tiket perjalanan yang semakin berkembang, Ferry akhirnya mendirikan Traveloka pada tahun 2012. Traveloka hadir untuk memudahkan berbagai pihak yang ingin traveling dan mencari tiket perjalanan secara mudah.

Pada awalnya, Traveloka hanya dibuat sebagai situs pencarian dan pembandingan tiket pesawat. Seiring bertambahnya kebutuhan pengguna, akhirnya pada tahun 2013 Traveloka berubah menjadi situs reservasi tiket pesawat juga.
 

Hingga kini, Traveloka masih terus mengembangkan sayapnya

Setelah merambah menjadi situs reservasi tiket pesawat, pada tahun 2014 Traveloka mengembangkan layanannya dalam pemesanan kamar hotel dan juga resmi merilis aplikasi Traveloka.

Pada tahun 2015, dikutip dari Bisnis.com, kesuksesan Traveloka terhadap rlayanan reservasi dalam negeri kemudian mulai memperluas cakupan wilayahnya ke beberapa negara Asia Tenggara, yaitu Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina.

Setelah enam tahun berdiri, Traveloka kembali mengembangkan layanannya dalam bidang lifestyle.di tahun yang sama, Traveloka telah hadir di 6 negara Asia Tenggara.

Dibalik kesuksesan Traveloka, ternyata Ferry memiliki kiat sukses dalam mengembangkan bisnisnya ini sehingga menjadi semakin berkembang layanannya dan juga cakupan wilayahnya.

Kunci kesuksesannya adalah selalu melakukan pendekatan berdasarkan kebutuhan penggunanya. Dari pendekatan itulah Traveloka bisa selalu menghadrkan produk dan layanan jasa yang tepat bagi penggunanya.