Utang Produktif Tidak Selalu Menguntungkan, Ini Strateginya Agar Aman!

dokumen pribadi-canva.com

dokumen pribadi-canva.com

Like

Utang bisa menjadi pisau bermata dua, di satu sisi dapat membantu keuangan untuk mencapai hal yang lebih menguntungkan. Di sisi lain bisa menjerumuskan, menyusahkan, hingga membuat terpuruk. Begitu juga dengan utang produktif, perlu mempertimbangkan banyak hal.

Pebisnis pasti berpikir perlu untuk berhutang apabila butuh dana untuk mengembangkan bisnisnya. Sebelum mengambil utang, pebisnis biasanya telah memiliki perhitungan dan bisnis plan untuk 5-10 tahun ke depan, ada juga yang memperhatikan future cashflow.

Begitu pun pribadi yang baru akan membangun bisnis tapi tidak memiliki modal, pasti timbul niat untuk berhutang atau mengajukan pinjaman.

Ada pebisnis atau pribadi yang berpikir bahwa berhutang untuk bisnis itu baik karena akan digunakan sebagai hutang produktif. Misalnya, dana utang digunakan untuk membeli rumah lalu menyewakannya. Atau untuk membeli sepeda motor yang digunakan untuk ojek online.

Pada saat menghitung antara bunga dan angsuran utang dengan pendapatan yang didapat, Anda anggap masih ada keuntungan. Namun, benarkah demikian? Ada faktor risiko bahwa pendapatan dari penyewaan rumah atau pendapatan dari kendaraan online bisa berkurang atau justru berhenti total.


Sebelumnya mengambil hutang, sebaiknya kita perlu memahami dulu apa hutang produktif itu.


Apa Itu Hutang Produktif


Hutang produktif adalah jenis hutang yang biasanya dipakai untuk mengembangkan sebuah usaha. Jadi uangnya akan diputar kembali untuk menghasilkan keuntungan.

Contohnya membeli mobil untuk dipergunakan untuk menjadi taksi online dab membeli rumah untuk disewakan.


Apa Itu Hutang Konsumtif


Ini adalah pinjaman yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan bersifat tidak produktif. Contohnya memenuhi kebutuhan yang tidak urgent seperti, perkawinan mewah, beli gadget terbaru, beli mobil hanya untuk pamer, dan beli rumah hanya untuk kebutuhan sekunder.


Apakah hutang produktif selalu menguntungkan?


Pada saat kita berhutang untuk pembelian aset misalnya rumah yang akan sewakan atau kontrakkan perlu mengingat juga bahwa rumah tersebut tidak selalu bisa tersewa. Pada kurun waktu tertentu rumah tetap kosong sedangkan biaya untuk utang (angsuran dan bunganya) terus berjalan.

Ketika kita biasanya menutup biaya hutang dari sewa, jika ternyata tidak ada penyewa, terpaksa mengambil tabungan. Tabungan jika tidak ada pasti mengambil dana rutin.  

Dana rutin yang diambil akhirnya mempengaruhi belanja dan keperluan rumah tangga. Apabila ini berlangsung lama, pasti akan terjadi kesulitan keuangan. 

Apabila tidak ada sumber dana untuk pembayaran angsuran dan bunga utang, lebih baik aset itu dikembalikan sehingga beban keuangan tidak lagi mempengaruhi kehidupan keluarga.


Tips mengelola hutang dengan baik


1.  Membuat rencana yang matang sebelum berutang


Apakah hutang itu merupakan kebutuhan atau keinginan? Rencanakan berapa angsuran, bagaimana dengan pembayarannya, bunga kreditnya dan angsuran mencukupi cashflow atau dari sumber pendapatan tetap lainnya.


2. Sesuaikan dengan kebutuhan


Apabila hutang sesuai kebutuhan, misalnya rumah, pikirkan dulu prioritas kebutuhan utama karena ada sederet kebutuhan yang harus dipenuhi.


3. Sesuaikan dengan  kemampuan bayar


Kemampuan bayar dari cicilan dan bunga harus diperhitungkan dari mana sumbernya. Apabila utang dianggap utang produktif, harus dipikirkan besar biaya utang versus pendapatan dari aset yang disewakan atau dikontrakkan.


4. Fokus pada tujuan hutang


Tujuan utama utang harus difokuskan karena seringkali orang hanya ingin utang karena melihat orang lain juga berhutang dengan mudah, atau kadang merasa “terpaksa” ambil hutang karena  merasa dana kebutuhan tidak mencukupi .


5. Perhitungkan risiko


Semua utang ada risikonya, baik itu risiko dari penerima utang (misalnya terjadi kecelakaan dan meninggal) sehingga tidak mampu untuk membayar. Juga ada risiko kenaikan bunga hutang karena suku bunga floating dan tiba-tiba naik tinggi.  Juga ketika cashflow tidak mencukupi untuk bayar hutang.


6. Membayar tepat waktu


Pembayaran angsuran dan bunga sudah ditetapkan dengan jadwal yang ketat. Ketika Anda menunggak pembayaran, maka debt collector akan menagih. 

Dan jika tidak ada pembayaran yang dilakukan, nama anda sebagai peminjam akan masuk sebagai black list dalam Bank Indonesia .


7.. Hindari membayar hutang dengan hutang lain


Bukan cara yang baik apabila Anda tidak bisa membayar hutang, lalu mencari hutang lain. Hal ini disebut dengan gali lubang tutup lubang. Tidak disarankan untuk berbuat demikian karena hal ini justru menceburkan diri Anda dalam jurang yang lebih dalam lagi.

Nah, jadi bagaimana Be-emers sudah lebih mindfull kan soal utang walaupun utang produktif?

Punya opini atau artikel untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.