Konsep Rumah Tumbuh: Alternatif Milenial Punya Hunian

House Illustration - Canva

House Illustration - Canva

Like

Bukan rahasia lagi kalau harga hunian bakal cenderung naik. Bukan rahasia pula, milenial terkadang masih merasa sulit buat punya hunian.

Meski begitu, dari hasil survei Property Affordability Sentiment Index yang dilakukan oleh Rumah.com pada Desember 2019, generasi milenial justru mendominasi geliat pasar properti buat beli rumah pertama. Sering terkendala masalah budget, konsep rumah tumbuh bisa jadi alternatif buat milenial punya hunian nih.

Rumah tumbuh merupakan sebuah konsep hunian yang direncanakan dan dibangun secara bertahap karena adanya keterbatasan biaya atau lahan. Jadi, konsep ini bisa menyesuaikan kondisi budget kamu nih, Be-emers.
 

Struktur Rumah Tumbuh

Kalau menurut Partner & High Representative Architect Deution Fahmy Desrizal, dilansir dari Bisnis.com, terdapat dua struktur dalam konsep rumah tumbuh. Struktur pertama yakni planning tumbuh.

Struktur tersebut mengacu pada rumah yang sudah ada, namun ingin “ditumbuhkan” kembali. Misalnya, rumah kamu direnovasi buat menambah ruangan menjadi dua lantai, nah itu termasuk dalam konsep rumah tumbuh dengan struktur planning tumbuh.

Namun, hal itu dinilai Fahmy akan membuat bentuk rumah jadi enggak beraturan. Jadi, kalau kamu mau memakai konsep ini, sebaiknya membutuhkan riset yang matang atau bantuan jasa arsitek handal.


Yang kedua yaitu struktur konstruksi tumbuh. Nah, struktur ini merencanakan sejak awal setiap ruang yang akan dibangun secara matang.

Setelah itu, rencana atau konsep matang tersebut dibagi dalam beberapa tahap pembangunan. Nah, kamu pun jadi bisa membangun secara bertahap rumah idaman kamu sesuai dengan budget yang sudah direncanakan pula.

Struktur konstruksi tumbuh ini dinilai jadi yang paling relevan dengan kondisi milenial. Selain itu, rumah idaman kamu juga jadi lebih beraturan dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan hunian.
 

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Perencanaan adalah hal paling dasar sekaligus jadi kunci penentu kesuksesan kamu dalam membangun rumah tumbuh. Menurut Fahmy, perencanaan rumah tumbuh, terutama dengan struktur konstruksi, haruslah mencakup berbagai kebutuhan sekarang hingga 10-50 tahun ke depan.

Selain itu, beberapa bagian yang perlu kamu prioritaskan adalah dinding luar, pintu masuk, kamar mandi, kamar tidur, serta atap. Jadi, kamu enggak main asal bangun rumah saja nih.

Adapun, dilansir dari laman 99.co, kamu juga perlu nih menentukan denah yang sesuai dengan luas lahan. Misalnya, kamu punya lahan yang sempit, ada baiknya kamu merancang rumah kamu untuk tumbuh secara vertikal (tingkat).

Yang enggak kalah penting, tentukan biaya atau budget. Kamu perlu menyiapkan biaya material, upah pekerja konstruksi, dan sebagainya. Pilih material yang tahan lama ya, supaya rumah tumbuh kamu enggak perlu biaya perawatan yang lebih.

Penentuan biaya juga diimbangi dengan fase atau jadwal pembangunan yang konsisten dan memiliki target jangka waktu pasti. Makanya, lagi-lagi, pembangunan rumah tumbuh ini perlu perencanaan yang sangat matang.
 

Risiko Rumah Tumbuh

Meskipun bisa jadi salah satu alternatif buat kamu punya rumah impian, tapi bukan berarti konsep ini enggak punya risiko ya. Dilakukan secara bertahap, rumah tumbuh bisa berisiko lebih boros.

Soalnya, kenaikan harga material bangunan jadi salah satu faktornya, Namun, hal ini tetap akan mempermudah kamu dalam memiliki hunian dengan cara mencicil selain lewat KPR.