Dari Viral Hingga Banyak Terjual, Inilah Cara Reza Nurhilman Kembangkan Maicih

Sumber; fimela.com

Sumber; fimela.com

Like

Ketika kumpul bareng teman, memang paling asik sambil makan camilan, apalagi dengan keripik. Keripik memang sudah menjadi favorit berbagai kalangan untuk dijadikan teman dalam melakukan berbagai aktivitas. Maka tidak heran jika bisnis camilan bisa sangat menjanjikan karena permintaannya yang banyal.

Mengingat keripik, apalagi kerupik singkong pedas, pasti di antara kamu ada yang terbesit suatu nama produk camilan jenis ini. Ya, yaitu Maicih. Sebagai salah satu produk keripik singkong pedas terbesar di Indonesia, Maicih yang pada awal pembentukannya hanya bermodalkan Rp 15 juta ini sempat menjadi camilan yang viral.
 

Berawal dari keputusan untuk hidup mandiri

Mungkin tidak banyak yang mengenal perintis usaha keripik khas bandung ini, yaitu Reza Nurhilman. Dikutip dari wawancaranya dengan mebiso.com, awal mula Reza ingin merambah ke dalam dunia bisnis karena keinginannya untuk hidup mandiri.

Keputusannya untuk hidup mandiri tersebut membuat lelaki kelahiran 29 September 1987 di Bandung ini mencoba berbagai usaha jual beli barang sampai jasa. Selama empat tahun menunda kuliah Reza banyak mengeluti bidang bisnis

Hingga akhirnya pada tahun 2010 Reza menggaet produsen keripik pedas di Cimahi. Berawal dari dirinya yang jatuh cinta dengan cita rasa keripiknya, Reza kemudian memutuskan untuk mengembangkan keripik tersebut menjadi bisnis yang menurutnya masih sangat potensial.

Dengan bermodalkan Rp 15 juta, Reza memulai bisnisnya dengan hanya memproduksi 50 bungkus keripik singkong pedas per hari.



Membentuk iklim bisnis yang menyenangkan

Reza memang sejak awal bertekad ingin menjadi beda dalam menjalankan bisnisnya ini. Dalam bisnisnya ini Reza memakai istilah kebahasaan marketingnya secara unik.

Dalam bahasa kamus Maicih, agen dinamakan dengan Jendral. Ada juga istilah Menteri Perhubungan sebagai distributor dan penjualan ke luar pulau. Sedangkan Reza sendiri menyebut dirinya sebagai presiden. Reza memang memiliki pemikiran bahwa Maicih seolah-olah seperti membangun pemerintahannya sendiri, yaitu berbentuk Republik Maicih.

Munculnya istilah yang unik ini digunakan Reza untuk dapat menciptakan suasana bisnis yang menyenangkan dan diingat oleh banyak orang. Walaupun produk Maicih hanya sekadar keripik, tapi melalui penamaan yang beda ini diharapkan bisa mudah diingat orang banyak.


Strategi pemasaran memanfaatkan online dan offline

Pemasaran awal kripik ini juga telah berkoloborasi dengan perkembangan IT masa kini, yaitu dengan memanfaatkan media sosial Twitter dan Facebook. Melalui akun @maicih keripik singkong ini pernah viral karena tingkat kepedasannya hingga level 10 yang membuat banyak orang penasaran sedahsyat apa rasa pedas keripik ini.

Selain melalui media sosial, penjualan produk maicih juga disebar melalui berbagai Jendralnya. Biasanya para Jenderal ini selalu hafir di tempat-tempat keramaian, misalnya di kampus, kantor, atau di sekolahan dengan target generasi muda yang memang hobi nyemil.

Untuk bisa mempertahankan bisnsi agar tetap eksis, Maicih terus mengembangkan produknya dengan menghadirkan variasi selain kripik singkong pedas level 3—10, ada juga basreng, gurilem, seblak original, dan seblak keju pedas.

Pemasaran Maicih terus berkembang hingga saat ini sudah mulai masuk ke dalam ranah minimarket hingga supermarket yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, Maicih juga sudah mulai dijual secara online melalui berbagai situs e-commerce sehingga pemesanannya ini menjadi semakin mudah.