Gen Z Pilih Jadi Freelancer, Memang Apa Untung dan Ruginya?

Ilustrasi freelancer (Foto: faizur-rehman-unsplash)

Ilustrasi freelancer (Foto: faizur-rehman-unsplash)

Like

Orangtua generasi baby boomer memiliki pandangan yang cukup menggelitik terkait dengan fenomena pekerja saat ini. “Kok aneh generasi Z saat ini justru mencari pekerjaan freelance?” pikir mereka  

Dulu di era sebelum generasi Z, mendapatkan pekerjaan di satu kantor sebagai karyawan tetap dengan jam kerja 9-5 itu merupakan kebanggaan tersendiri.

Mereka bangga punya status ekonomi dan sosial, bekerja di Perusahaan besar A, B atau C. Sebagai pekerja tetap, ada jenjang karir yang jelas, tanggal gajian dan jumlah gaji sudah pasti diterima tiap bulan. Belum lagi fasilitas lain seperti kesehatan, transportasi dan bonus, serta THR.

Sayangnya, kebanggaan di atas itu tidak ada lagi bagi generasi Z.  Adanya perubahan asumsi dan mindset dari generasi Z bahwa pekerjaan freelance itu bukan soal mapannya secara ekonomi dan sosial, tetapi mereka lebih cenderung mencari kebebasan dan fleksibilitas waktu dan tempat bekerja.

Dalam situs Social Media Week, Brenna Clarine mengungkapkan bahwa 53 juta lebih penduduk Amerika memilih pekerjaan freelance. Jumlah itu merupakan sepertiga dari total pekerja di Amerika Serikat.


Pada tahun 2020, terdapat kenaikan jumlah peminat freelancing mencapai 50 persen dari kebutuhan pekerja.
Selain itu, di situs Forbes, Kate Taylor melaporkan 60 persen milenial telah mengundurkan diri dari perusahaan dalam waktu kurang dari tiga tahun.   

Dengan pengunduran diri para milenial ini, perusahaan merugi hampir US$15.000 sampai US$25.000 di 87 persen dari Perusahaan Amerika Serikat.


Kenapa Gen Z Lebih Suka Jadi Freelancer?


Sulit dimengerti mengapa para generasi milenial dan gen Z  lebih memilih bekerja secara freelance ketimbang sebagai pegawai tetap.

Bagi para pekerja tetap atau orangtua hal itu tak mudah dipahami karena mereka memiliki mindset bahwa hal yang nyaman bagi mereka adalah pekerjaa tetap punya fasilitas dan masa depan yang “bright” .

Perubahan mindset generasi Z dan milenial telah terjadi. Mereka menganggap bahwa pekerjaan itu bukan hanya bekerja di kantor saja.  Dengan adanya komunikasi teknologi,  kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan freelancer sangat terbuka.  

Proyek yang membutuhkan freelance juga jauh lebih banyak ketimbang sebelumnya. Banyak kantor yang mulai merekrut freelancer untuk menghembat biaya operasional, terutama jika ada kebutuhan proyek yang sifatnya sementara.

Kebebasan waktu yang fleksibel menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kesepakatan dengan pemberi kerja, juga bekerja dapat di mana saja, bisa di rumah, di café atau tempat yang lain, sering dinamakan remote work.    

Pada dasarnya para freelancer itu mengejar kebahagiaan untuk pekerjaan yang sering dianggap oleh orang lain kurang bergengsi.

Mereka menghindari macet dan berjubel dengan pekerja lain untuk datang ke kantor. Serta stres di jalan karena jam berangkat kerja dan pulang kerja.   

Sungguh melelahkan jika waktu harus dihabiskan di jalan bukan dengan bekerja secara produktif.

Tentu para freelancer ini juga harus punya kemampuan dan skill yang mumpuni sesuai standar kebutuhan pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan.  


Untung Rugi Menjadi Freelancer


Keuntungan freelancer


Tak ada gading yang tak retak. Setiap pilihan pekerjaan pasti punya untung dan ruginya.
  • Waktu yang fleksibel,  tanpa harus bekerja dari jam 9-17.00
  • Bebas dalam arti bisa mengatur sendiri banyaknya pekerjaan
  • Bebas menyesesuaikan seberapa sering berkomunikasi dengan klien dan kolega da;am sehari.
  • Bekerja dimana pun sehingga tidak ada kejenuhan bekerja
  • Menikmati hidup karena  menganggap pekerjaan tetap itu sebagai hal yang kaku, tidak “berseni” .
  • Kebahagiaan adalah gol utama dalam mencari pekerjaan freelancer
  • Berinteraksi dengan banyak orang dan latar belakang.
  • Semua profit dari proyek kecil/besar masuk ke saku sendiri


Kerungian freelancer

  • Gaji tidak pasti  tergantung dari proyek yang didapatkan
  • Fasilitas tidak tersedia, jadi harus punya kemampuan manajjemen keuangan
  • Multi talenta dan ketrampilan yang saat ini sedang dibutuhkan
  • BEesaing dengan tenaga atau pegawai tetap

Bekera sebagai  freelancer adalah pilihan kita, sebaiknya persipakan diri untuk mampu mengatur keuangan, siapkan dana cadangan untuk kehidupan 3-6 bulan apabila kita tidak punya pekerjaan. 

Demikian juga pikirkan untuk selalu melindungi diri untuk kesehatan karena hal ini sangat penting sekali bagi para freelancer.

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.