Layoff Ketiga Spotify Tahun Ini, Kurangi Staff 17%

Spotify (Foto: Canva)

Spotify (Foto: Canva)

Like

Meski dunia sudah keluar dari pandemi Covid-19 dan bisnis mulai berjalan normal kembali, nampaknya beberapa perusahaan masih berjuang untuk mengembalikan bisnisnya. 

Kabar soal perusahaan yang layoff atau melakukan PHK terhadap karyawannya masih saja terdengar. Alasan dari efisiensi ini beragam.

Bisnis-bisnis yang berjuang selepas Covid-19 banyak yang melakukan layoff. Perusahaan yang diberitakan akan melakukan layoff dalam waktu dekat adalah Spotify.


Spotify Akan Layoff 17% Karyawan


Melalui email pada hari Senin (4/12) Spotify mengumumkan akan mengurangi total jumlah karyawannya sebesar sekitar 17 persen di seluruh perusahaan. 

Pada kuartal ketiga terakhir, perusahaan ini meraih keuntungan berkat kenaikan harga layanan streaming dan pertumbuhan pelanggan di semua wilayah, dan memperkirakan jumlah pendengar bulanan akan mencapai 601 juta pada kuartal liburan.


Mengutip dari Reuters, CEO Spotify, Daniel Ek, mengatakan bahwa saat itu perusahaan masih fokus pada efisiensi untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan dari setiap dolar. 

Dia mengatakan pengurangan sebesar ini akan terasa sangat besar mengingat laporan pendapatan positif dan kinerjanya baru-baru ini.

“Kami memperdebatkan pengurangan yang lebih kecil sepanjang tahun 2024 dan 2025,” kata CEO Daniel Ek melalui surat kepada karyawannya.

“Namun, mengingat kesenjangan antara tujuan finansial kami dan biaya operasional kami saat ini, saya memutuskan bahwa tindakan substansial untuk menyesuaikan biaya kami adalah pilihan terbaik untuk mencapai tujuan kami.”


Layoff Ketiga Spotify Tahun 2023


Ini bukan menjadi layoff pertama Spotify di tahun 2023. Sebelumnya perusahaan streaming musik ini sudah melakukan layoff.

Tepatnya di bulan Januari, Spotify memangkas karyawannya sebanyak 6 persen atau sebanyak 600 pekerja dengan alasan biaya yang lebih tinggi. 

Kemudian pada bulan Juni, Spotify kembali layoff sebesar 2 persen atau setara dengan 200 karyawan. 

Pada saat itu, alasan Spotify melakukan layoff adalah untuk menjaga pengeluaran tetap terkendali karena kekhawatiran akan resesi.

PHK di Spotify, yang berbasis di Stockholm, sebagian besar disebabkan oleh tantangan makroekonomi, kata CEO Daniel Ek dalam catatannya. “Saya terlalu ambisius dalam berinvestasi sebelum pertumbuhan pendapatan kami,” tulisnya.

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.